Kompas TV internasional kompas dunia

Pemimpin Oposisi Rusia Alexei Navalny Ditangkap, AS dan Uni Eropa Mengecam Penahanannya

Kompas.tv - 18 Januari 2021, 10:47 WIB
pemimpin-oposisi-rusia-alexei-navalny-ditangkap-as-dan-uni-eropa-mengecam-penahanannya
Alexei Navalny ditangkap oleh Pemerintah Rusia saat tiba di Moskow, Minggu (17/1/2021) waktu setempat. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Haryo Jati

MOSKOW, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) mengecam penangkapan oposisi Rusia, Alexei Navalny.

Mereka pun meminta Rusia untuk segera melepaskan Navalny, yag ditangkap saat tiba di Moskow dari Jerman, Minggu (17/1/2021) waktu setempat.

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengutuk keputusan Kremlin untuk menahan Navalny.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Terus Melonjak, Sistem Kesehatan Portugal Berada di Ambang Kehancuran

“Kami mencatat dengan kekhawatiran penangkapannya pada lanjutan serial dari usaha membungkam Navalny dan figur oposisi lainnya, serta sudata independen yang mengkritik Pemerintah Rusia,” ujar Pompeo dikutip dari Deutsche Welle.

Kritikan juga datang dari Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Presiden terpilih AS, Joe Biden.

“Navalny harus secepatnya dibebaskan, dan pelaku penyerangan keji terhadap dirinya harus segera dimintai pertanggung jawaban,” tutur Sullivan di Twitter.

Baca Juga: Virus Corona Ditemukan pada Es Krim di China, Ini Kata Ahli

“Serangan Kremlin terhadap Navalny bukan hanya pelanggaran hak asasi manusia, tetapi juga penghinaan terhadap orang-orang Rusia yang ingin suaranya didengar,” tambah dia.

Sementara itu, Presiden UE Charles Michael juga turut mempertanyakan keputusan Pemerintah Rusia menangkap Navalny.

“Penahanan Alexey Navalny setelah dirinya tiba di Moskow tak bisa diterima. Saya meminta otoritas Rusia segera membebaskannya,” tuturnya.

Baca Juga: Fauci: AS Mampu Lakukan 100 Juta Vaksinasi Dalam 100 Hari

Navalny sebelumnya menjadi pelarian setelah kerap mengecam kebijakan Rusia. Namun, pada Agustus lalu terjadi upaya pembunuhan terhadapnya.

Navalny dikabarkan nyaris terbunuh setelah diracun dengan Novichok. Usaha pembunuhan itu disebut berdasarkan perintah Presiden Rusia, Vadimir Putin.

Tetapi, Putin kemudian menepis tuduhan tersebut. Dia bahkan mengatakan jika pihaknya ingin Navalny mati hal itu kini sudah terjadi.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x