WASHINGTON, KOMPAS.TV - Sekelompok demonstran berkumpul di depan gedung DPRD beberapa negara bagian pada Minggu (17/1/2021). Sebagian demonstran membawa senjata api.
Para demonstran berdiri berhadap-hadapan dengan penjagaan ketat gedung DPRD Amerika.
Selusin orang terlihat berunjuk rasa dengan senapan di tangan di depan polisi negara bagian Ohio. Sekira 20 orang juga berdemonstrasi di depan gedung DPRD Michigan. Sebagian pengunjuk rasa membawa senjata api.
Aparat keamanan di seluruh Amerika juga memperketat pengamanan, utamanya di tiap gedung DPRD dan gedung Capitol atau gedung DPR di Washington.
Beberapa gedung DPRD telah ditutup. Aparat keamanan memasang pagar tinggi di tiap gedung DPRD dan DPR di Washington. Polisi yang bertugas jaga telah ditambah.
Lebih dari sepertiga gubenur negara bagian meminta Tentara Nasional membantu menjaga gedung DPRD. Beberapa gubernur menetapkan status darurat.
“Gedung DPRD ini sudah berubah jadi benteng. Aku tak pernah berpikir akan melihat pemandangan seperti ini,” kata Presiden Senat Oregon Peter Courtney, seperti dilansir APNews.
Sementara itu, toko senjata api di berbagai negara bagian Amerika Serikat kebanjiran pembeli menjelang pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden pada Rabu (20/1/2021).
Tren ini muncul menyusul kabar protes bersenjata akan terjadi di seluruh Amerika Serikat. Masyarakat mencari senjata untuk melindungi diri.
“Aku sudah berjualan senjata selama 18 tahun. Tak pernah seburuk ini keadaannya,” kata pemilik toko senjata Austin Rohr, dilansir dari CBS.
Amerika sedang berada dalam kondisi tegang. Sebelumnya, pembelian senjata api secara massal terjadi masyarakat Amerika takut gejolak akan terjadi menyusul merebaknya corona pada Maret 2020.
Kini, pemilihan presiden juga ikut memanaskan suasana hingga puncaknya gerombolan perusuh menerobos masuk Gedung Capitol pada Rabu (6/1/2021).
“Banyak ketakpastian di luar sana, orang-orang ketakutan. Orang-orang ingin melindungi rumah mereka, keluarga mereka, dan kepemilikan mereka,” kata Rohr.
Rohr bercerita, setiap hari banyak pengunjung, yang tak pernah memiliki senjata sebelumnya, datang. Ini membuat tokohnya kehabisan stok senjata dengan cepat.
Menurut Rohr, tak ada cukup banyak senjata untuk mengimbangi pertambahan jumlah pembeli. Ia juga mengaku kekurangan pekerja untuk melayani pembeli.
Pemandangan serupa juga terlihat pada pameran senjata Davenport Gun & Knife di Mississippi Valley Fairgrounds. Sekira 3.500 orang mengunjungi pameran itu dan senjata di pameran itu laris manis.
“Kami kelihatannya telah menjual sekitar 50 persen senjata yang kami miliki,” kata seorang pemilik vendor pada CBS.
Rohr memperkirakan, keadaan seperti ini akan bertahan lama.
“Prediksi kami, akan terus seperti ini selama 2 tahun ke depan,” kata Rohr.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.