JAKARTA, KOMPAS.TV - Mbak You membuat geger dengan ramalannya yang menyebut bahwa tahun 2021 akan terjadi kericuhan hingga pergantian pemimpin.
Statemen itu viral dan mendapat banyak respon. Bahkan, Mbak You diancam akan dipolisikan kerena ramalannya itu dinilai bisa membuat gaduh.
Mbak You pun memberikan klarifikasinya. Ia menganggap, banyak pihak salah menafsirkan kalimatnya, terutama soal pergantian pemimpin di tahun 2021.
"Banyak terawangan yang dipotong dan dikembangbiakkan tanpa kontrol seperti bola panas menggelinding. Jadi ada beberapa akun yang seolah saya berbicara seperti itu. Bicara saya dipotong tanpa bahasa yang jelas," ujarnya dalam sebuah video di Channel YouTube Mbak You.
Mbak You menjawab soal sindiran gaya bahasanya yang kerap dinilai menimbulkan salah paham.
Sehingga, ia sadar tidak semua orang akan memahami apa maksud dari kalimatnya.
"Yang saya maksud di tahun mendatang pergantian presiden itu di 2024 akan ada pergantian presiden, bukan presiden sekarang. Bukan 2021 tapi di saat nanti pergantian presiden nanti di 2024 akan ada ganti presiden," terangnya.
Ia kemudian menjelaskan soal pergantian pemimpin yang ia maksudkan adalah pergantian menteri di kabinet.
"Di 2021 cuma ada politik memanas, perubahan dari reshuffle kabinet. Jadi saya minta tolong jangan dipenggal berita saya hanya untuk cari followers, menjatuhkan saya. Ini untuk ke sekian kali," katanya.
"Sekali lagi saya ingatkan menyikapi terawangan saya dengan positif, dengan sebijak mungkin. Saya punya banyak kekurangan sebagai pekerjaan saya sebagai penerawang. Terawangan saya jangan dipercaya, terawangan saya jangan dipegang, terawangan saya jangan jadi patokan. Tapi cukup dimengerti, dipahami, dicerna dengan positif dan kembali ke atas," tuturnya.
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Muannas Alaidid meminta pihak kepolisian untuk menangkap peramal Mak You.
Mbak You dianggap Muannas telah menghasut dan memprofokasi terkait salah satu ramalannya.
"Tangkap! Ini persis kasus haikal tdk bisa dibela dg alasan mimpi, pun si peramal tdk bisa dibela pakai alasan ramalan tapi ini provokasi & hasutan @DivHumas_Polri," tulis Muannas Aaidid di akun Twitternya, Jumat (15/1/2021).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.