RIO DE JANEIRO, KOMPAS.TV – Kendati angka kematian akibat Covid-19 menempati urutan kedua dunia, Brasil masih belum juga menyetujui penggunaan satu vaksin pun. Para ahli menyalahkan presiden Brasil Jair Bolsonaro, seorang mantan kapten tentara sayap kanan, yang telah memicu sentimen anti-vaksin di Brasil, hingga membahayakan upaya imunisasi massal.
Para ahli kesehatan independen yang berpartisipasi dalam program imunisasi Brasil menyatakan, rencana vaksinasi belum lengkap, seperti dilansir dari Associated Press.
Baca Juga: Khawatirkan Virus Varian Baru dari Brasil, Inggris Larang Penerbangan dari Brasil dan Portugal
Sejumlah anggota komite ahli dan mantan pejabat kesehatan mengutuk keterlambatan pemerintah dalam merumuskan upaya vaksinasi, termasuk dalam mencari pemasok jarum suntik. Pemerintah Brasil juga dianggap membuang waktu berbulan-bulan menolak banyak kemungkinan vaksin kecuali dari satu produsen vaksin. Menurut mereka, keterlambatan ini tidak dapat dibenarkan.
Baca Juga: Dukung Donald Trump, Presiden Brasil Jair Bolsonaro Ikut Panaskan Demo AS di Gedung Capitol
Mereka juga menyebut Presiden Jair Bolsonaro telah melemahkan efektivitas kementerian kesehatan dengan menyingkirkan para ahli profesional yang sangat terlatih dari posisi penting dan menggantinya dengan para pejabat militer yang tidak atau hanya memiliki sedikit pengalaman perawatan kesehatan publik.
Baca Juga: Presiden Brasil Jair Bolsonaro Kian Kontroversial, Sebut Vaksin Pfizer Bisa Buat Manusia Jadi Buaya
Bolsonaro yang terpapar virus corona tahun lalu, dianggap telah meremehkan kebutuhan penggunaan masker dan upaya pembatasan untuk meredam penyebaran Covid-19.
Baca Juga: Anggap Remeh, Presiden Brasil Jair Bolsonaro Dinyatakan Positif Covid-19
Dengan angka kematian Covid-19 yang terkonfirmasi sebanyak 208.000 jiwa, Brasil menempati urutan kedua dunia setelah Amerika Serikat dengan 392.000 kematian. Sementara untuk penularan virus corona, Brasil menempati urutan ketiga dunia dengan jumlah 8,9 juta kasus di negara berpenduduk 211 juta orang ini.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.