Kompas TV internasional kompas dunia

Macron Kirim Pesan Bersahabat untuk Erdogan, Isyarat Terjalin Perdamaian?

Kompas.tv - 16 Januari 2021, 18:08 WIB
macron-kirim-pesan-bersahabat-untuk-erdogan-isyarat-terjalin-perdamaian
Presiden Prancis Emmanuel Macron menjadi kepala negara terbaru yang terinfeksi virus corona. (Sumber: Associated Press)
Penulis : Haryo Jati

ANKARA, KOMPAS.TV - Presiden Prancis, Emmauel Macron dikabarkan telah memberikan surat yang berisi pesan bersahabat untuk Pemimpin Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Surat Macron tersebut, merupakan balasan dari surat yang lebih dulu dikirim Erdogan yang berisi ucapan tahun baru.

Pada surat tersebut Erdogan juga mengungkapkan duka citanya atas beberapa serangan yang terjadi di Prancis tahun lalu.

Baca Juga: Viral, Anjing Ini Menangis dan Memohon Agar Temannya yang Diculik Dikembalikan

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavosoglu mengungkapkan Macron membalasnya dengan postif.

Dia mengungkapkan surat tersebut dengan ucapan, “Dear Tayyip”, dan mengatakan keinginannya untuk melakukan pertemuan.

“Presiden Macron mengungkapkan pentingnya Turki untuk Eropa, dan dia pun berharap bisa membangun ikatan positif dengan Turki, serta berharap bisa bertemu dengan presiden kami di masa mendatang,” ujar Cavusoglu dikutip dari Al-Jazeera.

Baca Juga: 23 Lansia di Norwegia Tewas Seusai Divaksin Pfizer, Diduga Karena Efek Samping

Dia juga mengatakan Macron ikut menanggapi usulan kolaborasi bilateral, terorisme, masalah regional seperti Suriah dan Libya, serta kemitraan di buidak pendidikan.

Pihak Prancis juga mengonfirmasikan Macron mengirimkan surat balasan kepada Erdogan, meski tak mengungkapkan detailnya.

“Kami sekarang membutuhkan gerakan yang nyata dari Ankara,” bunyi pernyataan pihak Kepresidenan Prancis.

Hal ini diyakini menjadi isyarat perdamaian dari kedua negara yang saling bertikai pada tahun lalu.

Baca Juga: Setelah Jokowi, Erdogan Disuntik Vaksin Covid-19, Sinovac

Sebelumnya, Erdigan dan Macron saling serang terkait permasalahan di Suriah, Libya dan Nagorno-Karabahk.

Selain itu, kedua negara juga bertikai terkait eksplorasi gas bumi di perairan Mediterania Timur.

Tensi hubungan keduanya pun semakin tinggi terkait kontroversi karikatur Nabi Muhammad, yang menyebabkan seorang guru sejarah tewas terpenggal di Paris.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x