YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Program vaksinasi untuk menekan penyebaran Covid-19 sudah dimulai sejak Rabu (13/1/2021). Meskipun demikian tidak sedikit orang yang masih meragukan keampuhan vaksin Covid-19.
Epidemiolog UGM Bayu Satria memaparkan protokol kesehatan tetap diperlukan karena perlindungan dari vaksin Covid-19 tidak 100 persen.
“Namun paling tidak yang sudah divaksin risikonya sangat rendah untuk terkena Covid-19 yang parah,” ujarnya dalam siara pers, Kamis (14/1/2021).
Baca Juga: Mulai Vaksinasi Covid-19 di Jakarta, Anies: Protokol Kesehatan Harus Tetap Dijaga!
Ia menuturkan masyarakat yang sudah mendapat vaksinasi Covid-19 juga tidak bisa langsung kebal terhadap virus corona. Alasannya perlu waktu hingga imun terbentuk.
Terlebih, vaksinasi dilakukan dua kali. Jadi, jika imun belum terbentuk potensi terinfeksi Covid-19 masih ada.
“Diperkirakan vaksin baru membentuk perlindungan paling bagus sekitar satu sampai dua minggu pasca suntikan kedua,” ucapnya.
Terkait vaksin Sinovac yang tidak memprioritaskan anak-anak serta lansia di atas 59 tahun, Bayu mengatakan dua kelompok usia itu akan mendapat vaksinasi jika data hasil uji sudah lengkap. Artinya, jika data yang didapatkan lebih detail, maka vaksinasi juga diperuntukkan bagi lansia dan anak-anak.’
“Sekarang masih menunggu data lengkap,” kata Bayu.
Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Di Maluku Dimulai
Menurut Bayu, vaksin Sinovac tergolong vaksin yang bagus tingkat keamanannya. Bahkan, bisa memberikan perlindungan dua kali lipat atau lebih dan ditunjang hasil efikasi sementara di Indonesia sebesar 65 persen.
Ia menambahkan, vaksinasi Covid-19 yang paling utama adalah vaksin yang digunakan aman, setelah itu mempertimbangkan efikasinya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.