Kompas TV internasional kompas dunia

Data Pribadi 214 juta Pengguna Facebook, Instagram, dan LinkedIn Bocor

Kompas.tv - 14 Januari 2021, 20:13 WIB
data-pribadi-214-juta-pengguna-facebook-instagram-dan-linkedin-bocor
Ilustrasi Facebook. (Sumber: Bloomberg)
Penulis : Ahmad Zuhad | Editor : Eddward S Kennedy

HONGKONG, KOMPAS.TV - Peneliti dari Safety Detectives menemukan kebocoran data skala raksasa. Kebocoran data ini melibatkan data pribadi sedikitnya 214 juta pengguna Facebook, Instagram, dan LinkedIn.

Laporan Safety Detectives menyebut, data yang bocor ini berukuran 400 GB. Data ini dicuri dari perusahaan manajemen media sosial Socialarks.

Data yang bocor termasuk alamat e-mail, nomor telepon, nama lengkap dan lokasi data spesifik untuk sebagian kasus. Pembobol ini mencuri data dari ElasticSearch, database milik Socialarks.

Ironisnya, Socialarks juga “mengeruk” jutaan data tersebut dari tiga media sosial besar itu.

Praktik ini menyalahi aturan milik perusahaan-perusahaan teknologi raksasa itu.

“Namun, berdasar temuan kami, database Socialarks menyimpan data pribadi dari Instagram dan LinkedIn seperti nomor telepon pribadi dan alamat e-mail dari pengguna yang tak mempublikasi informasi itu di akun mereka. Tak diketahui bagaimana Socialarks mendapat akses atas data-data itu,” tulis laporan Safety Detectives, dilansir dari Express.

Safety Detectives menulis, mereka menemukan kerentanan database ini bulan lalu. Setelah mengetahui pemilik server database itu, mereka segera menghubungi Socialarks.

Server itu langsung diamankan pada hari itu juga.

Kini, jutaan data pribadi yang bocor itu berpotensi membahayakan banyak orang. Safety Detectives mencontohkan, data-data itu dapat digunakan untuk praktek scam.

Kriminal dapat mengirim email dengan target individu spesifik berbekal informasi pribadi. Dengan itu, target bisa lebih mudah percaya hingga memudahkan pelanggaran privasi lebih dalam.

Safety Detectives memperingatkan:

“Membagikan informasi pribadi seperti nama depan dan nama belakang, alamat rumah dan email, serta nomor telepon dapat menjadi senjata di tangan pembobol criminal untuk melakukan ‘serangan massal’.”

Agar lebih aman selama di dunia maya, Safety Detectives memberi beberapa tips. Pastikan situs yang dikunjungi menggunakan protokol pengamanan HTTPS.

Password lebih baik merupakan kombinasi huruf, nomor, dan simbol. Dan waspada ketika menerima e-mail dan perhatikan link yang ada dalam badan e-mail.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x