DEN HAAG, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Belanda Mark Rutte memperpanjang karantina wilayah atau lockdown, selama tiga minggu karena tingkat penularan Covid-19 di masyarakat tidak turun secepat yang diharapkan, diperberat dengan ancaman dari varian baru virus corona yang menyebar sangat cepat di Inggris, demikian dilansir Associated Press, Rabu (13/01/2021).
"Hampir semua orang akan memahami tidak ada pilihan lain karena angkanya tidak turun secepat yang diperlukan, dan ditambah kekhawatiran akan varian baru yang terdeteksi di Inggris," kata Rutte yang mengatakan lockdown akan berlangsung hingga 9 Februari nanti.
Dalam lockdown ini, seluruh sekolah dan tempat usaha tidak pokok harus tutup, begitu juga tempat publik seperti bioskop, musium, dan perpustakaan.
Baca Juga: Belanda Mulai Lakukan Vaksinasi Corona ke Warganya
Belanda juga menerapkan aturan ketat pembatasan kerumunan orang, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan.
Rutte mengatakan untuk murid-murid yang masih diperbolehkan datang ke kelas, yaitu murid yang sedang mempersiapkan ujian sekolah serta anak-anak yang rentan, aturan ketat pembatasan jarak 1,5 meter akan berlaku di semua sekolah.
Dia menambahkan, pemerintah telah meminta nasihat dari otoritas kesehatan mengenai apakah pemberlakuan jam malam akan membantu menurunkan tingkat penularan, dalam upaya mengkaji kemungkinan penerapan jam malam di masa depan.
Selama ini pemerintah Belanda berupaya menghindari penerapan jam malam selama pandemi.
Baca Juga: Belanda Lakukan Lockdown Selama 5 Pekan, Tamu Perayaan Natal Warga Juga Dibatasi
"Kita berada pada situasi yang serius," kata Rutte, merujuk pada lompatan jumlah kasus penularan baru di Inggris.
Menteri Kesehatan Hugo de Jonge mengatakan, varian baru dari Inggris itu jumlahnya sekitar 2 hingga 5 persen dari seluruh penularan yang terjadi di Belanda, namun "ekspektasinya adalah akan naik tajam seperti Inggris,"
Pengumuman Perdana Menteri Rutte ini muncul hanya beberapa jam setelah Institut Kesehatan Masyarakat di Belanda mengumumkan angka penularan baru virus Corona turun dua minggu berturut-turut, dan menyebut penurunan itu "efek pertama" dari upaya lockdown nasional sejak pertengahan Desember lalu.
Kasus penularan baru Covid-19 minggu lalu turun 12 persen ke 49,398 kata institut tersebut, sementara jumlah pasien yang masuk rumah sakit akibat Covid-19 turun 18 persen dan pasien baru yang harus dirawat di ICU turun 12 persen.
Baca Juga: Museum Nasional Belanda Tahun Depan Gelar Pameran Tentang Perbudakan
Secara keseluruhan, Belanda menderita lebih dari 12,500 orang yang meninggal sejauh ini karena Covid-19
Hari Rabu, program test massal dimulai di sebuah kecamatan diluar kota Rotterdam yang merupakan kota terpadat kedua di Belanda. Test massal itu dilakukan setelah sebuah kluster penularan baru ditemukan terkait sebuah sekolah dasar, dimana terdapat 30 kasus dari varian baru virus Corona.
Minggu lalu, Belanda menjadi negara terakhir di Uni Eropa yang memulai vaksinasi menghadapi Covid-19, dengan prioritas suntikan pertama diberikan kepada tenaga kesehatan garis depan, dan perawat orang lansia dan rentan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.