WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden untuk pelantikannya memilih tema "Amerika Bersatu", isu yang selama ini menjadi perhatian Joe Biden dan makin mengemuka setelah penyeruan dan pendudukan Gedung Capitol yang disebutnya sebagai pemberontakan atau insurrection.
Associated Press hari Selasa (12/01/2021) melaporkan pernyataan Komite Pelantikan Kepresidenan yang mengatakan, tema itu "merefleksikan awal dari perjalanan negeri memulihkan jiwa Amerika, mempersatukan kembali negara, dan menciptakan jalan untuk masa depan yang lebih cerah,"
Terkait dengan tema tersebut, Komite itu juga mengumumkan setelah resmi dilantik, Joe Biden, wakilnya Kamala Harris, beserta pasangan masing-masing akan melakukan kunjungan kehormatan ke makam pahlawan tak dikenal di Taman Makam Pahlawan Arlington.
Di Arlington, pasangan presiden dan wakil presiden baru itu akan bertemu mantan presiden Barack Obama, George W. Bush, dan Bill Clinton beserta pasangan masing-masing.
Baca Juga: Donald Trump Dipastikan Tak Hadiri Pelantikan Presiden AS, Joe Biden Sumringah
Kunjungan itu akan menjadi kegiatan pertama Joe Biden sebagai presiden, bermaksud menunjukkan persatuan pada saat perpecahan nasional saat ini sangat terlihat menonjol.
Persatuan menjadi ciri kampanye Joe Biden sejak awal dia mencalonkan diri sebagai presiden dan dia berulang kali mengatakan sejak dipastikan menang, prioritas utama dirinya sebagai presiden adalah mempersatukan kembali Amerika Serikat.
Namun cakupan dan kegentingan dari tantangan yang menghadang di hadapan Joe Biden makin jelas saja minggu ini, setelah Presiden petahana Donald Trump menyulut penyerbuan dan pendudukan Gedung Capitol atau gedung parlemen AS, atas hasratnya menghapus sahihnya kemenangan Joe Biden.
Keamanan pada saat pelantikan akan sangat ketat. Layanan Taman Nasional hari Senin (11/01/2021) menyatakan mereka akan menutup akses publik ke monumen Washington hingga 24 Januari atas alasan ancaman keamanan seputar pelantikan presiden baru.
Baca Juga: DPR AS Bersiap Rilis Artikel Pemakzulan Trump Jika Amandemen Ke-25 Tak Diaktifkan
Trump sendiri sudah menyatakan tidak akan datang ke pelantikan Joe Biden. Keputusan itu disambut Joe Biden sebagai "sesuatu yang bagus!," walau wakil presiden Mike Pence dan istri berencana datang ke pelantikan Joe Biden.
"Pelantikan ini akan menandai era baru bagi rakyat Amerika - satu untuk pemulihan, upaya mempersatukan, untuk berkumpul kembali demi Amerika Serikat yang bersatu," tutur kepala Komite Pelantikan Kepresidenan Dr. Tony Allen.
"Ini adalah saatnya membuka lembaran baru di era pecah belah sekarang ini. Kegiatan pelantikan akan mencerminkan nilai-nilai yang kita pegang bersama, dan untuk mengingatkan bahwa kita lebih kuat bersatu daripada terpecah belah, persis seperti falsafah 'e pluribus unum' yaitu -diantara sedemikian banyak, satu-"
Komite Pelantikan juga mengumumkan rencana pameran seni yang akan digelar sepanjang National mall yang akan menampilkan 191,200 bendera Amerika Serikat serta 56 tiang cahaya, untuk menampilkan setiap negara bagian dan wilayah AS.
Baca Juga: Usai Rusuh Capitol, Donald Trump Akui Joe Biden Presiden AS Terpilih
Setelah Joe Biden meminta rakyat AS untuk tetap dirumah pada pelantikannya, "Lapangan Penuh Bendera" itu dimaksudkan untuk merepresentasikan "rakyat Amerika Serikat yang tidak bisa datang ke Gedung Capitol merayakan pengambilan sumpahnya sebagai presiden baru".
Hal diatas bukanlah satu-satunya kegiatan yang berubah dari tradisi pelantikan karena pandemi Covid-19. Untuk tetap tunduk pada pembatasan kerumunan dalam upaya memperlambat penularan virus Covid-19, pelantikan Biden juga akan sangat disederhanakan.
Parade presiden baru dan pesta pelantikan akan digelar secara virtual. Walau perayaan akan jauh lebih kecil, pejabat yang menangani pelantikan tetap mempersiapkan aparat keamanan dengan jumlah yang signifikan untuk mengantisipasi massa pendukung Donald Trump yang mungkin ingin mengganggu jalannya pelantikan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.