SOLO, KOMPAS.TV - Sejumlah Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dikerahkan untuk mencari dan mengevakuasi pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di kawasan Pulau Laki dan Pulau Lancang, perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).
Salah satunya KRI Tenggiri dengan nomor operasi 865 yang punya rekam jejak memuaskan dalam hal penyelamatan sejumlah kecelakaan di perairan Indonesia.
Dilansir Kompas.tv dari berbagai sumber, sejak beroperasi di Indonesia pada tahun 2003, KRI Tenggiri punya banyak prestasi terutama dalam hal penyelamatan.
Sebut saja pada 20 Juni 2007, kapal ini membantu penemuan bangkai pesawat Nomad yang hilang di perairan Pulau Mapur, Kepulauan Riau.
Baca Juga: KRI Rigel Temukan Sinyal yang Diduga Milik Pesawat Sriwijaya Air SJ182
KRI Tenggiripernah membantu pengevakuasian korban pesawat M-28 Sky Truck milik Polri di Perairan Kentar, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau pada 3 Desember 2016.
Termasuk pada 29 Oktober 2018, KRI Tenggiri juga ikut menemukan serpihan pesawat dan barang penumpang Lion Air JT 610 di Perairan Karawang, Jawa Barat.
KRI Tenggiri diketahui merupakan salah satu unit kapal perang Republik Indonesia milik TNI AL. Dari sejarahnya, KRI Tenggiri merupakan bagian unit kapal pengawasan laut kelas serang milik Royal Australian Navy (RAN) bernama HMAS atau MV Ardent (P87).
Kapal ini didesain dan diproduksi oleh Evans Deakin and Company pada 6 Oktober 1967 di Brisbane, Queensland, Australia. Peluncuran pertama kali kapal ini diadakan pada 27 April 1968, sedangkan penugasan resminya dilakukan pada 26 Oktober 1968 hingga pada 6 Januari 1994 resmi dipensiunkan.
Baca Juga: KRI Teluk Gilimanuk Tiba Di Lokasi Dugaan Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ182
Namun, pada tahun 2002, TNI AL membeli kapal ini hingga bertugas secara resmi setahun berselang, tepatnya pada 2 Januari 2003.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.