JAKARTA, KOMPAS.TV - Benda mirip rudal ini , tengah diteliti pihak TNI Angkatan Laut.
Pusat Hidrografi dan Oseanografi Angkatan Laut – Pushidrosal, akan membuka Unmanned Underwater Vehicle atau Kendaraan Bawah Laut Tanpa Awak ini, untuk mengungkap negara asal, atau lembaga yang mengoperasikannya.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Yudo Margono, menyebut alat ini bernama Seaglider, dan ia memastikan fungsinya, bukan untuk pengintaian militer.
Namun menurut Yudo, selain untuk riset, Seaglider atau drone laut ini dapat dimanfaatkan untuk keperluan pertahanan militer.
Seaglider yang ditemukan ini, memiliki daya jelajah selam hingga kedalaman sekitar 2.000 meter.
Daya operasi bawah laut nya, dapat bertahan hingga dua tahun.
Di sektor industri, drone laut seaglider yang dilengkapi kamera dapat merekam beragam data hidrografi dan oceanografi.
Alat ini juga dapat membantu proses ekplorasi dan pengeboran lepas pantai, termasuk mendeteksi sumber daya alam laut lainnya.
Di sektor militer, Seaglider dapat membantu penentuan jalur kapal selam di kedalaman tertentu , untuk menghindari deteksi dari sonar di kapal permukaan laut.
Sistem pengiriman data yang terekam kamera drone laut Seaglider, berlangsung saat alat ini muncul ke permukaan laut.
Data akan ditransmisikan ke satelit, lalu diterima dan dimanfaatkan oleh negara atau lembaga pengguna.
Penemuan alat serupa di Indonesia, terjadi tiga kali dalam rentang yang tidak lama.
Pada 3 Maret 2019, alat serupa ditemukan di perairan Kabupaten Bintan kepulauan Riau, lalu pada 20 JANUARI 2020 di Pulau Masalembo Madura Jawa Timur, dan terakhir 26 Desember 2020, di Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.