LONDON, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa lockdown yang lebih ketat kemungkinan akan diberlakukan di Inggris dalam beberapa minggu mendatang. Hal ini diungkapkan PM Johnson Minggu (3/1/2021), karena negara tersebut tengah mengalami penyebaran virus corona varian baru yang membuat tingkat infeksi melonjak drastis.
Namun demikian, Johnson menyatakan keyakinannya bahwa sekolah merupakan tempat yang aman. Ia mendesak orang tua untuk mengirim anak-anak mereka kembali ke ruang kelas di wilayah yang memungkinkan. Sedangkan serikat pekerja yang mewakili guru telah menyerukan sekolah untuk beralih ke pembelajaran jarak jauh setidaknya selama beberapa minggu lagi, karena virus corona varian baru dapat menular lebih tinggi hingga 70%.
Inggris kini berada di tengah-tengah wabah akut dan mencatat lebih dari 50.000 infeksi virus corona baru dalam satu hari, selama enam hari terakhir. Pada hari Minggu, negara tersebut mencatat 54.990 kasus baru, turun sedikit dari catatan harian hari sebelumnya sebanyak 57.725 kasus.
Baca Juga: Inggris Aktifkan Kembali Rumah Sakit Darurat London di Tengah Lonjakan Kasus Positif Covid-19
Negara itu juga mencatat 454 kematian terkait virus, sehingga total kematian menjadi 75.024. Bersama Italia, Inggris silih berganti menduduki peringkat pertama sebagai negara yang paling terpukul akibat virus corona di Eropa.
"Kami sepenuhnya berdamai untuk melakukan apa yang diperlukan untuk mengendalikan virus, yang mungkin melibatkan tindakan yang lebih keras dalam beberapa minggu ke depan. Jelas ada serangkaian tindakan lebih keras yang akan kami pertimbangkan untuk dilaksanakan," kata Johnson dalam wawancara dengan BBC.
London dan Inggris Tenggara menghadapi tingkat infeksi baru yang sangat tinggi dan ada spekulasi bahwa pembatasan di sana harus diperketat untuk mengendalikan virus. Di beberapa bagian ibu kota Inggris dan sekitarnya, terdapat lebih dari 1.000 kasus per 100.000 orang.
Pemerintah Johnson menggunakan sistem pembatasan virus corona berjenjang. Sebagian besar Inggris kini sudah berada di level 4 yang merupakan tingkatan tertinggi. Hal ini berarti toko-toko non-esensial harus ditutup, demikian pula dengan tempat-tempat seperti gym dan pusat rekreasi lain. Selain itu warga diinstruksikan untuk tetap di rumah.
Keir Starmer, pemimpin oposisi utama dari Partai Buruh, mendesak Johnson untuk memberlakukan pembatasan nasional lebih lanjut.
“Virusnya jelas di luar kendali. Kami tidak bisa membiarkan perdana menteri menghabiskan dua atau tiga minggu ke depan dan kemudian melakukan lockdown nasional yang tidak bisa dihindari," kata Starmer.
Starmer juga mengatakan tidak dapat dihindari bahwa lebih banyak sekolah akan ditutup dan mendesak pemerintah untuk membuat rencana yang baik untuk siswa dengan orang tua yang bekerja.
Salah satu bidang yang bergerak cepat di Inggris adalah di sektor vaksinasi. Inggris merupakan negara pertama yang mulai memvaksinasi orang yang berusia di atas 80 tahun dan petugas kesehatan pada 8 Desember lalu.
Baca Juga: Kabar Baik, Vaksin AstraZeneca Dapat Izin Edar dari MHRA Inggris
Minggu lalu, regulator kesehatan di Inggris juga menyetujui vaksin lain yang dibuat oleh Universitas Oxford dan perusahaan farmasi AstraZeneca. Vaksin ini lebih murah dan lebih mudah digunakan daripada vaksin buatan Pfizer.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.