JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkap sejumlah fakta tentang varian baru virus corona SARS Cov-2 atau yang dikenal dengan Covid-19.
Menurut masukan yang diterimanya dari para ahli, virus corona varian baru yang muncul pertama di London, Inggris, itu memang lebih menular.
Namun, meski lebih cepat menular, Budi menyebut bahwa virus mutasi Covid-19 belum terbukti menyebabkan keparahan yang lebih dari Covid-19. Sehingga virus baru tersebut tidak kenimbulkan bahaya yang lebih besar.
Baca Juga: Antisipasi Varian Baru Corona, Indonesia Tutup Kedatangan WNA Mulai 1 Januari 2021
"Nomor satu, strain ini ada kemudian memang lebih cepat menular. Nomor dua, strain ini ada tapi tidak terbukti dia lebih parah, jadi walaupun tertular tapi tidak terbukti dia lebih parah ya," kata Budi dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (29/12/2020).
Selain itu, menurut para ahli, virus yang dinamakan B117 atau N501Y itu bisa dideteksi dengan alat yang ada sekarang seperti swab antigen dan swab PCR.
Namun, Budi belum dapat memastikan apakah varian virus ini sudah ada di Indonesia atau belum.
"Sampai sekarang kita belum tahu karena untuk bisa mendeteksi strain virus ini harus dilakukan whole genome sequencing, harus di-sequence genetic information dari virus ini," jelasnya.
Budi meminta agar masyarakat tak terlalu cepat mengambil kesimpulan mengenai mutasi virus ini.
Kendati demikian, Kementerian Kesehatan terus mengupayakan sejumlah langkah untuk mendeteksi keberadaan varian baru virus corona melalui koordinasi dengan beberapa laboratorium di Tanah Air.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.