JAKARTA, KOMPAS TV – Indonesia memastikan akan membeli 50 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Pfizer - BioNTech dan 50 juta dosis dari AstraZeneca - Universitas Oxford, demikian pernyataan Menteri Kesehatan Indonesia Budi Gunadi Sadikin seperti dikutip Reuters.
Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, kesepakatan pembelian dengan AstraZeneca akan ditandatangani sebelum akhir tahun ini, sementara kesepakatan dengan Pfizer pada minggu pertama Januari 2021.
Straits Times melaporkan, vaksin AstraZeneca akan datang ke Indonesia pada kuartal kedua tahun 2021 (antara April – Juni 2021) sementara vaksin buatan Pfizer akan datang pada kuartal ketiga 2021 (antara Juli – September 2021).
Baca Juga: Media Inggris: Vaksin Covid-19 AstraZeneca dan Oxford Diluncurkan mulai Januari 2021
Vaksin Covid-19 besutan Pfizer dan BioNTech sudah mendapat ijin penggunaan darurat di banyak negara termasuk Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa dan Timur Tengah, sementara vaksin besutan AstraZeneca dan Universitas Oxford rencananya akan masuk pengkajian pada minggu-minggu pertama tahun 2021.
Pembelian vaksin dari kedua produsen tersebut dilakukan sambil menunggu pengkajian dan otorisasi vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang sudah dibeli Indonesia sebanyak 1,2 juta dosis sementara 1,8 juta dosis lagi akan datang bulan Januari tahun 2021.
Vaksinasi menggunakan vaksin buatan Sinovac akan segera dilakukan begitu Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia memberi persetujuan penggunaan darurat vaksin tersebut.
Baca Juga: Uni Eropa Beri Ijin Bersyarat Bagi Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 Buatan Pfizer - BioNTech
Seperti yang dilaporkan Reuters, hasil sementara uji klinis tahap III dari vaksin buatan Sinovac akan diberikan kepada BPOM bulan depan (Januari).
Budi Gunadi Sadikin mengatakan, prioritas utama penerima vaksin adalah 1,3 juta tenaga kesehatan garis depan, yang akan menjalani imunisasi antara Januari hingga April 2021.
Budi menekankan,”Mereka adalah kelompok terpenting dari upaya kami memerangi pandemi,”
Setelah tenaga kesehatan, prioritas diberikan kepada aparat pemerintah, bersama mereka yang berada di zona-zona merah dan berusia antara 18 – 59 tahun.
Baca Juga: Indonesia Minta Dari Brazil Data Uji Klinis Tahap III Vaksin Sinovac Untuk Ambil Keputusan
Indonesia memprioritaskan kelompok umur tersebut untuk melindungi rakyat usia kerja, sementara negara lain memiliki prioritas yang berbeda-beda.
Indonesia saat ini seperti dilaporkan Reuters memiliki 727,000 kasus positif Covid-19 dengan 21,700 orang meninggal.
Bambang Heriyanto, Sekretaris Perusahaan Bio Farma, sebuah perusahaan produsen obat milik pemerintah, mengatakan strategi itu akan membawa Indonesia kepada Herd Immunity.
Dalam keterangannya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga memaparkan Indonesia telah mengamankan 329 juta dosis vaksin, termasuk 125 juta dosis dari Sinovac, 50 juta dosis dari Novavax, dan 54 juta dosis dari Covax.
Pfizer dan AstraZeneca sejauh ini belum memberi keterangan kepada Reuters.
Pakar epidemiologi Indonesia Pandu Riono mengakui pentingnya peran vaksin, namun mewanti-wanti agar tidak terlalu tergantung pada hal tersebut,”Vaksin adalah langkah kedua dalam pencegahan, langkah pertama justru perilaku dan pemantauan, testing, tracing atau pelacakan kontak, dan isolasi,”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.