BETLEHEM, KOMPAS.TV – Malam Natal yang tenang berlangsung di Betlehem, di tengah pandemi virus corona dan lockdown lokal yang ketat. Kebijakan ini diberlakukan untuk meredam perayaan natal yang biasanya ramai di tempat kelahiran Yesus.
Cuaca hujan menambah kesyahduan malam Natal di Betlehem. Puluhan orang berkumpul di Manger Square untuk menyambut Patriark Latin, Pierbattista Pizzaballa, pendeta Katolik tertinggi di Tanah Suci ini. Marching band memainkan lagu-lagu Natal dengan alat musik bagpipe, dengan diiringi dentuman drum.
Baca Juga: Paus Fransiskus Gelar Misa Malam Natal dalam Kebaktian yang Nyaris Kosong
"Terlepas dari semua batasan, kami ingin merayakan Natal sebanyak mungkin dalam keluarga, dalam komunitas dan untuk dinikmati. Kemarahan, dan frustrasi tidak memiliki ruang hari ini. Kami ingin memberi harapan," ujar Uskup Agung Pierbattista Pizzaballa seperti dikutip dari the Associated Press.
Ribuan peziarah asing biasanya datang berduyun-duyun ke Betlehem untuk merayakan Natal. Tetapi penutupan bandara internasional Israel untuk pengunjung asing karena pandemi, membuat tidak ada wisatawan yang datang.
Baca Juga: Trump Sebut Vaksin Sebagai Keajaiban Natal dalam Pesan Natal Tahun Ini
Otoritas Palestina pekan lalu melarang perjalanan antarkota di daerah yang dikelolanya di Tepi Barat yang diduduki Israel. Larangan ini juga membuat pengunjung yang berasal dari Palestina menjauh. Pembatasan tersebut membatasi kehadiran puluhan warga Betlehem dan rombongan pejabat agama.
Pada tahun-tahun lalu, biasanya para peziarah berkumpul di sekitar pohon Natal di Betlehem. Namun tradisi ini dibatalkan dan perayaan Misa Tengah Malam yang dipimpin oleh Pierbattista Pizzaballa hanya terbatas dihadiri oleh pendeta.
Presiden Palestina berusia 85 tahun, Mahmoud Abbas, yang biasanya menghadiri acara khusyuk itu, mengatakan, tahun ini tidak dapat berpartisipasi.
Baca Juga: Kota Betlehem Ditutup Akibat Corona, Ini Alternatif Wisata Rohani Lainnya
Virus corona telah memberikan pukulan telak bagi sektor pariwisata Bethlehem, yang merupakan sumber kehidupan ekonomi lokal. Restoran, hotel, dan toko suvenir telah ditutup karena mengikuti aturan pembatasan sosial.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.