VATIKAN, KOMPAS.TV – Kongregasi Doktrin Iman Vatikan menyatakan, penggunaan vaksin Covid-19 yang dikembangkan dengan menggunakan jaringan sel dari janin hasil aborsi, secara moral dapat diterima. Jika tidak ada alternatif lain, maka vaksin semacam itu dapat digunakan dengan hati nurani yang baik. Hal ini disampaikan dalam penyataannya pada Senin (21/12/2020).
Seperti dikutip dari BBC, dalam beberapa bulan terakhir, kongregasi telah menerima permintaan berupa panduan penggunaan vaksin untuk virus corona. Vaksin ini diketahui menggunakan lini sel yang diambil dari jaringan yang diperoleh dari janin hasil aborsi yang terjadi puluhan tahun lalu, dalam proses penelitian dan produksinya.
Vatikan menegaskan, penggunaan vaksin ini diperbolehkan, namun Vatikan tidak serta merta melegitimasi praktik aborsi.
Baca Juga: Keengganan Paus Fransiskus Memakai Masker Timbulkan Kekhawatiran
"Semua vaksinasi yang diakui aman dan efektif secara klinis, dapat digunakan dengan hati nurani yang baik," tulis Kongregasi Doktrin Iman Vatikan dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari BBC.
Pernyataan itu telah mendapat persetujuan dari Paus Fransiskus. Selain itu, Paus juga mengatakan ada keharusan moral untuk memastikan bahwa negara-negara yang miskin juga mendapat akses pada vaksin yang efektif.
Sebelumnya, pro dan kontra terkait virus corona telah memecah belah tokoh gereja. Namun, Konferensi Uskup Katolik AS menyetujui penggunaan vaksin Covid-19.
Baca Juga: Jusuf Kalla Bertemu Paus Fransiskus, Singgung Pentingnya Kebersamaan
"Mengingat urgensi krisis ini dan kurangnya vaksin alternatif yang tersedia, serta fakta bahwa hubungan antara aborsi yang terjadi puluhan tahun lalu, inokulasi dengan vaksin Covid-19 dapat dibenarkan secara moral," kata sebuah dokumen yang diterbitkan oleh dua anggota kelompok itu.
Dikatakan bahwa inokulasi yang diproduksi oleh perusahaan vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna, keduanya menggunakan lini sel yang berasal dari janin yang diaborsi untuk menguji vaksin mereka. Vaksin ini lebih dipilih daripada vaksin Oxford/AstraZeneca, yang menggunakan sel tersebut dalam tahapan desain, pengembangan, produksi dan pengujian.
Namun, jika tidak ada pilihan yang tersedia, "Diperbolehkan untuk menerima vaksin AstraZeneca", kata dokumen itu.
Baca Juga: Satu Jam Bersama Pak Jusuf Kalla di Vatikan
Beberapa negara dengan jumlah kasus virus corona tertinggi, memiliki populasi umat Katolik yang signifikan. Beberapa negara itu adalah Brasil, Meksiko, Italia, dan Spanyol.
Berita tentang keputusan Vatikan tentang masalah ini muncul ketika kantor berita AFP melaporkan bahwa dua kardinal yang dekat dengan Paus Fransiskus dinyatakan positif terpapar virus corona.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.