WASHINGTON, KOMPAS.TV - Pfizer menyatakan akan memasok tambahan 100 juta dosis vaksin Covid-19 tambahan untuk Amerika Serikat (AS). Jumlah ini merupakan perjanjian baru antara perusahaan farmasi raksasa tersebut dengan pemerintahan Donald Trump.
Pfizer dan mitranya dari Jerman, BioNTech, mengatakan bahwa komitmen total mereka saat ini menjadi 200 juta dosis untuk AS, Rabu (23/12/2020). Jumlah ini seharusnya cukup untuk memvaksinasi 100 juta orang dengan dosis dua kali suntikan. Pemerintah juga memiliki opsi untuk membeli 400 juta dosis tambahan.
"Pembelian baru ini dapat memberi keyakinan pada warga Amerika bahwa kami akan memiliki cukup pasokan untuk memvaksinasi setiap warga Amerika yang menginginkannya pada Juni 2021," kata Menteri Layanan Kemanusiaan dan Kesehatan Alex Azar, seperti dikutip dari the Associated Press.
Baca Juga: Uni Eropa Beri Ijin Bersyarat Bagi Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 Buatan Pfizer - BioNTech
Vaksin Pfizer adalah yang pertama disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA). AS menggunakan vaksin ini bersama vaksin buatan Moderna, yang dikembangkan melalui kerja sama dengan National Institutes of Health. Pemerintah mulai mengirimkan vaksin Pfizer ke negara bagian pada minggu lalu, dan vaksin dari Moderna dikirimkan minggu ini.
Kelompok pertama yang diprioritaskan untuk mendapat vaksinasi pertama adalah pekerja perawatan kesehatan dan penghuni panti jompo. Secara bertahap, akan lebih banyak orang Amerika yang akan memiliki akses pada vaksin gratis. Vaksin Pfizer sejauh ini telah terbukti sangat efektif dalam studi klinis yang dilakukan.
Berdasarkan kesepakatan Pfizer yang diumumkan Rabu, perusahaan akan mengirimkan setidaknya 70 juta dosis vaksin tambahan pada 30 Juni, dengan sisa 30 juta lainnya akan dikirimkan selambat-lambatnya pada 31 Juli.
"Dengan 100 juta dosis tambahan ini, Amerika Serikat akan dapat melindungi lebih banyak individu dan mudah-mudahan mengakhiri pandemi ini lebih cepat. Kami berharap dapat melanjutkan pekerjaan kami dengan pemerintah AS dan penyedia layanan kesehatan di seluruh negeri,” kata CEO Pfizer Albert Bourla.
Baca Juga: Perempuan Alaska Alami Reaksi Alergi Vaksin Covid-19 Pfizer
Pfizer awalnya memiliki kontrak melalui Operation Warp Speed untuk memasok pemerintah dengan 100 juta dosis vaksin. Pembuat obat itu akan menerima hampir $ 2 miliar untuk kesepakatan itu juga.
The Associated Press sebelumnya melaporkan bahwa pemerintah hampir mencapai kesepakatan yang baru diumumkan dengan Pfizer, sebagai imbalan untuk membantu perusahaan mendapatkan akses pada bahan baku yang lebih baik.
Undang-undang sejak Perang Korea memberi kewenangan kepada pemerintah untuk mengarahkan perusahaan swasta memproduksi barang-barang penting pada saat darurat nasional. Undang-undang tersebut disebut Defense Production Act dan diharapkan dapat membantu Pfizer mengamankan beberapa bahan mentah yang diperlukan untuk vaksinnya.
Baca Juga: Tenaga Medis AS Mulai Divaksin Corona Produksi Pfizer
Empat vaksin lainnya sedang menjalani uji coba untuk menentukan keefektifannya dan lebih memahami keamanannya secara keseluruhan.
Pfizer dan BioNTech melakukan pengembangan vaksin mereka sendiri dan menjaga hubungan yang lebih erat dengan pemerintah. Vaksin ini meningkatkan harapan untuk menjinakkan pandemi yang telah menewaskan lebih dari 320.000 orang di AS dan melumpuhkan sebagian besar perekonomian di negara tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.