MOSKOW, KOMPAS.TV - Pengembang vaksin virus corona di Rusia, Sputnik V, pada Senin (21/12/2020) mengumumkan penandatanganan perjanjian kerjasama dengan AstraZeneca. Penandatanganan ini dilakukan untuk menguji kombinasi suntikan Covid-19 yang dibuat di Inggris dan Rusia.
Pengembang Sputnik V mengusulkan pendekatan ke AstraZeneca bulan lalu, untuk meningkatkan efektivitas vaksin buatan Inggris. Pada 11 Desember, perusahaan mengumumkan sebuah studi untuk menguji kombinasi tersebut. Kemudian pada Senin, ditandatangani nota kerja sama antara fasilitas penelitian medis yang berbasis di Moskow, yaitu Institut Gamaleya, Dana Investasi Langsung Rusia dan perusahaan pembuat obat Rusia R-Pharm.
Baca Juga: Uni Eropa Beri Ijin Bersyarat Bagi Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 Buatan Pfizer - BioNTech
AstraZeneca mengembangkan vaksinnya dengan Universitas Oxford. Sedangkan Institut Gamaleya mengembangkan vaksin Sputnik V, dengan dibiayai oleh Dana Investasi Langsung Rusia.
Berbicara di telekonferensi yang menandai penandatanganan memorandum, Presiden Rusia Vladimir Putin memuji kerja sama antara AstraZeneca dan ilmuwan Rusia. Ia mengatakan, hal itu akan memungkinkan terjadinya terobosan dalam pembuatan vaksin dan sejumlah obat penting lainnya.
Menurut Kepala Dana Investasi Langsung Rusia Kirill Dmitriev, uji coba diharapkan akan dimulai dalam waktu dekat.
Baca Juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Pesan Vaksin Covid-19 Dalam Skala Besar
Sebelumnya, Rusia telah banyak menerima kritikan karena memberikan persetujuan penggunaan Sputnik V pada Agustus, ketika vaksin tersebut baru diuji pada beberapa puluh orang. Bulan ini, otoritas Rusia memulai vaksinasi massal dengan Sputnik V, meskipun masih menjalani studi lanjutan pada puluhan ribu orang untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.
Pengembang vaksin mengatakan data penelitian menunjukkan vaksin itu 91% efektif. Kesimpulan ini didapatkan dari 78 infeksi yang terjadi di antara hampir 23.000 peserta. Jumlah itu jauh lebih sedikit daripada yang dikumpulkan pembuat obat Barat selama pengujian akhir sebelum menganalisis kemanjuran vaksin mereka. Namun demikian, data demografi serta detail lain dari penelitian tersebut belum dirilis.
Baca Juga: Rusia Klaim Vaksin Covid-19 Buatannya Efektif Sebesar 92 Persen
Hasil studi terbaru tentang vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford menunjukkan bahwa vaksin itu aman dan efektif sekitar 70%. Pejabat kesehatan di seluruh dunia berharap untuk dapat menggunakan vaksin Inggris ini, karena biayanya yang relatif rendah, banyaknya ketersediaan dan kemudahan penggunaan.
Namun, masih ada pertanyaan tentang seberapa baik vaksin itu dapat membantu melindungi mereka yang berusia di atas 55 tahun, mengingat orang tua lebih rentan terkena Covid-19.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.