BEIJING, KOMPAS TV – China bersiap melaksanakan peringatan 83 tahun traged pembantaian Nanjing tahun 1937. Saat itu pada 13 Desember 1937 seperti dilaporkan Associated Press, pasukan imperial Jepang memperkosa dan menewaskan puluhan ribu – sebagian memperkirakan beberapa ratus ribu - rakyat China setelah menaklukkan Nanjing yang saat itu menjadi ibukota China.
Partai Komunis China mulai memerintah di China 1 Oktober 1949.
Seorang pejabat senior di China menyebut pembantaian itu “tindakan tidak berperikemanusiaan dalam sejarah manusia,”
Saat berpidato di depan masyarakat China pada peringatan tersebut, Chen Xi mengatakan, mereka berkumpul untuk “memperingati kehancuran itu, melakukan penghormatan atas perdmaian, dan membuka babak baru masa depan semua,”
Pidatonya yang memandang jauh ke depan merefleksikan bagaimana dunia telah berubah sejak masa pasukan imperial Jepang menduduki setengah negara China di bagian Timur negara tersebut, dan hanya berakhir saat Jepang kalah dalam Perang Dunia II.
Baca Juga: Bom Bekas Perang Dunia II Meledak saat Dibersihkan, 2 Pekerja Tewas
Chen Xi mengatakan, China yang telah menyalip Jepang dan kini menjadi kekuatan ekonomi nomor dua terbesar di dunia, saat ini makin dekat dengan cita-cita seluruh rakyat, yaitu pembaruan nasional, sambil menekankan bahwa China saat ini bukanlah sebuah ancaman karena China berkomitmen untuk ikut aktif dalam kerja sama internasional dan pembangunan berdasarkan perdamaian.
Chen juga menyebut China adalah negara pertama yang menaklukkan Covid-19 dan memulihkan pertumbuhan ekonomi. Hal itu menurut Chen, menunjukkan kekuatan kepemimpinan China, yang saat ini adalah negara satu partai dan bersifat otokratis.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.