JAKARTA, KOMPAS.TV - Koordinator Masyarakat Anti-Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman buka suara dalam mengomentari ditangkapnya Menteri Sosial Juliari Batubara terkait korupsi dana bansos Rp 17M.
Boyamin mengaku telah membuat perhitungan dana bansos Covid-19 yang disunat oleh Mensos Juliari Batubara. Dari hasil perhitungannya, paket bansos yang disunat oleh Juliari bukan Rp 10 ribu, seperti yang diumumkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dana bansos Covid-19 yang disunat diduga mencapai Rp 33 ribu per paket bantuan.
"Lebih simpel gini, anggaran yang diterima Pemborong Rp 270 ribu, keuntungan 20% adalah Rp 54.000. 270-54 = 216.
Mestinya yang dibelanjakan barang adalah Rp 216 ribu, tapi dugaannya barang (bansos) itu hanya bernilai 188 ribu.
Jadi 216.000-188.000 = Rp 28.000," urai Boyamin Saiman membuka obrolan kepada KompasTV, melalui aplikasi Whatsapp, Sabtu (12/12/2020).
Boyamin lantas melanjutkan, "Godie Bag anggaran 15.000, namun yang ada dilapangan diduga Rp 10.000. 15.000-10.000 = Rp 5.000,
Nah perhitungannya kan jadi 28.000 + 5.000 = Rp 33.000. Jadi dana yang diduga korupsi adalah 33.000 per paket," lanjutnya.
Boyamin juga menduga total tersebut bukan hanya dinikmati oleh Juliari sendiri, tetapi ada pihak lain yang ikut nimbrung dalam proyek dana bansos.
"Tapi Rp 33.000 ini diduga bukan untuk JPB pribadi, tapi sebagai bancakan oknum pejabat, vendor dan supplier juga, yang dimakan JFB adalah 10 ribu sebagaimana rilis KPK, sisanya 23 ribu ini yang diduga dinikmati oknum lain baik pejabat maupun swasta," lanjut Boyamin.
Seperti diketahui Menteri Sosial Juliari Batubara dinyatakan sebagai tersangka oleh KPK terkait kasus dugaan korupsi program bansos sembako Jabodetabek.
Adapun, total pagu anggaran untuk program paket sembako ini adalah Rp6,8 triliun dan dicanangkan menyasar 1,9 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.