RAMALLAH, KOMPAS.TV - Palestina kembali menjerit setelah Maroko melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.
Maroko akan menjadi negara Arab ketiga yang menjalani normalisasi hubungan dengan Israel pada tahun ini.
Sebelumnya, Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) telah lebih dulu melakukan normalisasi hubungan.
Baca Juga: Pangeran Arab Saudi Mohammed Bin Salman Digugat Penyiar Al-Jazeera, Ini Sebabnya
Petahana Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump telah mengungkapkan kerja sama itu di Twitter-nya.
Tak ayal, Palestina mengutuk keras keputusan normalisasi hubungan tersebut.
“Setiap negara Arab yang mundur dari Inisiatif Perdamaian Arab (2002), yang menetapkan bahwa normalisasi hanya terjadi setelah Israel mengakhiri pendudukannya atas tanah Palestina, tidak dapat diterima,” ujar Anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Bassam Al-Salhi dikutip dari Al-Jazeera.
“Hal ini akan meningkatkan sikap agresif Israel dan penolakannya terhadap hak-hak rakyat Palestina,” tambahnya.
Kecaman keras juga dilontarkan oleh Hamas. Hal tersebut diungkapkan oleh juru bicara, Hazem Qassem.
Baca Juga: Trump Tegaskan Maroko Jadi Negara Arab Berikutnya yang Jalin Normalisasi Hubungan dengan Israel
“Ini adalah dosa dan sesuatu yang tak pantas untuk masyarakat Palestina. Okupasi Israel selalu mengggunakan normalisasi yang baru untuk meningkatkan agresi kepada rakyat Palestina dan meningkatkan ekspansi para pemukim,” ujarnya.
Kabarnya salah satu kesepakatan Maroko dengan Amerika Serikat jika melakukan normalisasi hubungan adalah pengakuan kedaulatan Maroko sebagai penguasa Sahara Barat.
Hal itu terkait dengan perjuangan masyarakat lokal Sahrawi, penduduk di beberapa wiayah Sahara Barat yang ingin memerdekakan diri dari Maroko.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.