TOKYO, KOMPAS TV – Kapsul kecil berisi sampel daratan asteroid yang dijatuhkan dari ketinggian 220,000 kilometer oleh pesawat ruang angkasa Hayabusa2 mendarat sesuai rencana di pedalaman Australia Minggu (06/12/2020).
Setelah pemeriksaan, sampel itu akan segera diterbangkan ke Jepang. Presisi super yang dibutuhkan untuk mensukseskan misi ini banyak membanggakan masyarakat Jepang.
Manajer proyek ini, Yuichi Tsuda dari Badan Eksplorasi Luar Angkasa Jepang menyebut kapsul tersebut sebagai kotak harta karun.
Berikut ini penjelasan tentang prestasi misi luar angkasa Jepang seperti dikutip dari Associated Press.
Baca Juga: Pesawat Tanpa Awak "Hayabusa 2" Mendarat di Asteroid
APA MISI HAYABUSA2?
Diluncurkan 3 Desember 2014, pesawat luar angkasa tak berawak Hayabusa2 mendarat dua kali diatas asteroid Ryugu, yang berjarak lebih dari 300 juta kilometer dari Bumi.
Permukaan asteroid yang sangat berbatu itu memaksa komando misi tim untuk merevisi rencana pendaratan, yang akhirnya Hayabusa2 berhasil mendarat dan mengambil sampel serta data.
Hayabusa2 mengorbit di atas asteroid Ryugu selama 1½ tahun setelah berhasil tiba di asteroid itu pada Juni 2018.
Pada pendaratan pertama bulan Februari 2019, pesawat luar angkasa itu mengumpulkan sampel debu asteroid, sama seperti misi pesawat luar angkasa Osirir REx besutan NASA pada asteroid Bennu.
Setelah berhasil mendarat, Hayabusa2 membuat sebuah kawah dengan cara meledakkan daratan asteroid untuk kemudian mengambil sampel dari bawah tanah asteroid tersebut.
Hal itu adalah yang pertama dalam sejarah penjelajahan antariksa. Akhir 2019 Hayabusa2 meninggalkan asteroid Ryugu yang akhirnya berhasil kembali ke Bumi hari Minggu (06/12/2020) kemarin.
Jepang berharap bisa menggunakan di masa depan, keahlian dan teknologi yang digunakan dalam misi Hayabusa2, kemungkinan dalam misi pengambilan sampel tanah dari bulan planet Mars oleh wahana MMX pada 2024 nanti.
Baca Juga: Kapsul Luar Angkasa Jepang Bawa Pulang Batu Alien, Ini Yang Bisa Dipelajari
KENAPA ASTEROID?
Asteroid mengitari matahari namun jauh lebih kecil dari planet. Mereka adalah satu dari sederet benda tertua di tata surya sehingga mungkin memiliki petunjuk tentang bagaimana Bumi berevolusi.
Para ilmuwan mengatakan, untuk mengetahui hal tersebut, mereka harus meneliti sampel dari salah satu benda tertua di tatasurya itu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.