TAIPEI, KOMPAS.TV - Pemerintah provinsi di seluruh China, memesan vaksin virus corona eksperimental buatan dalam negeri dalam julah besar.
"Kami harus siap untuk produksi skala besar," kata Wakil Perdana Menteri Sun Chunlan, dikutip dari Kantor Berita China Xinhua.
Pemerintah China belum mengatakan berapa banyak warganya yang akan divaksinasi. Namun Sun mengatakan, pemerintah berencana untuk memberikan vaksin pada personel di perbatasan dan populasi berisiko tinggi lainnya pada bulan ini.
Lebih dari 1 juta pekerja kesehatan dan kelompok lain di China yang dianggap berisiko tinggi, telah menggunakan vaksin tersebut dengan izin penggunaan darurat. Hingga kini belum diketahui tentang kemungkinan efek samping dari vaksin tersebut.
Industri farmasi China yang masih relatif muda, memiliki setidaknya lima vaksin dari empat produsen yang diuji di lebih dari 12 negara seperti Rusia, Mesir, dan Meksiko.
Pakar kesehatan mengatakan, bahkan jika vaksin China dianggap berhasil, proses sertifikasi untuk Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan negara maju lainnya mungkin akan terlalu rumit untuk ditempuh. Namun China mengatakan akan memastikan produk tersebut terjangkau oleh negara berkembang.
Salah satu pengembang vaksin China, Sinopharm, mengatakan pihaknya telah mengajukan permohonan persetujuan akhir untuk penggunaan vaksinnya di China. Vaksin ini telah disetujui untuk penggunaan darurat pada kelompok yang dianggap berisiko tinggi terinfeksi.
Seperti dikutip dari the Associated Press, vaksin China tidak seperti vaksin produksi Pfizer, yang harus dibekukan pada suhu minus 70 derajat Celsius. Vaksin China dapat disimpan pada suhu 2 hingga 8 derajat celcius.
Pejabat kesehatan mengatakan, China mampu memproduksi 610 juta dosis pada akhir tahun ini dan meningkatkannya hingga 1 miliar dosis pada tahun depan.
Pemerintah provinsi Jiangsu, mengeluarkan pemberitahuan tentang pengadaan vaksin dari Sinovac dan Sinopharm untuk vaksinasi penggunaan darurat.
Pihak berwenang di provinsi Sichuan di barat, yang berpenduduk sekitar 85 juta orang, mengumumkan bahwa mereka telah membeli vaksin. Sebuah surat kabar resmi di provinsi Anhui, juga mengatakan bahwa komite perumahan lokal mengeluarkan pemberitahuan yang menanyakan keinginan penduduk untuk mendapatkan vaksin.
Pengumuman dari pemerintah provinsi Sichuan dan Anhui mengatakan, vaksin tersebut diberikan dalam dua kali suntikan. Harga vaksin tersebut dibanderol dengan biaya 400 yuan (sekitar Rp 863.000).
Vaksin dari Sinovac dan Sinopharm disetujui untuk penggunaan darurat pada Juli lalu. Pada bulan Oktober, provinsi Zhejiang di selatan Shanghai menawarkan vaksinasi publik di bawah otorisasi penggunaan darurat. Orang-orang yang dianggap berisiko tinggi akan mendapat prioritas.
Namun demikian, hingga kini pejabat kesehatan China belum mengungkapkan seberapa efektif vaksin tersebut dan bagaimana mereka akan menjangkau warganya yang berjumlah 1,4 miliar orang di negara itu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.