Kompas TV entertainment lifestyle

IDI Catat 342 Tenaga Medis Meninggal Karena Corona Sepanjang Tahun 2020

Kompas.tv - 5 Desember 2020, 11:36 WIB
idi-catat-342-tenaga-medis-meninggal-karena-corona-sepanjang-tahun-2020
Ilustrasi tenaga medis yang tengah memakai APD  (Sumber: APTN)
Penulis : Ade Indra Kusuma

JAKARTA, KOMPAS.TV - Hari ini, Sabtu (5/12/2020), Tim Mitigasi IDI merilis pembaruan data tenaga medis yang wafat akibat virus corona (Covid-19). Data ini diambil dari Maret hingga Desember 2020, yang terdapat total 342 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi Covid-19, yang terdiri dari 192 dokter, 14 dokter gigi, dan 136 perawat. 

Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 101 dokter umum (4 guru besar), dan 89 dokter spesialis (7 guru besar), serta 2 residen yang keseluruhannya berasal dari 24 IDI Wilayah (provinsi) dan 85 IDI Cabang (Kota/Kabupaten). 

Berdasarkan data propinsi:

  1. Jawa Timur 39 dokter, 2 dokter gigi, dan 36 perawat, 
  2. DKI Jakarta 31 dokter, 5 dokter gigi dan 21 perawat, 
  3. Sumatra Utara 24 dokter dan 3 perawat, 
  4. Jawa Barat 17 dokter, 3 dokter gigi, dan 18 perawat,  
  5. Jawa Tengah 17 dokter dan 21 perawat, 
  6. Sulawesi Selatan 7 dokter dan 3 perawat,
  7. Banten 7 dokter dan 2 perawat, 
  8. Bali 6 dokter, 
  9. DI Aceh 6 dokter dan 2 perawat,
  10. Kalimantan Timur 5 dokter dan 3 perawat, 
  11. Riau 5 dokter, 
  12. DI Yogyakarta 5 dokter dan 2 perawat, 
  13. Kalimantan Selatan 4 dokter, 1 dokter gigi,  dan 6 perawat, 
  14. Sumatra Selatan 4 dokter dan 5 perawat, 
  15. Kepulauan Riau 3 dokter dan 2 perawat, 
  16. Sulawesi Utara 3 dokter, 
  17. Nusa Tenggara Barat 2 dokter, 
  18. Sumatra Barat 1 dokter, 1 dokter gigi, dan 2 perawat, 
  19. Kalimantan Tengah 1 dokter dan 2 perawat,
  20. Lampung 1 dokter dan 1 perawat,
  21. Maluku Utara 1 dokter dan 1 perawat,
  22. Bengkulu 1 dokter, 
  23. Sulawesi Tenggara 1 dokter dan 2 dokter gigi,
  24. Papua Barat 1 dokter
  25. Papua 2 perawat,
  26. DPLN (Daerah Penugasan Luar Negeri) Kuwait 2 perawat, 
  27. Nusa Tenggara Timur 1 perawat,
  28. Kalimantan Barat 1 perawat,

Dr Eka Mulyana, SpOT (K) ,MKes,SH,MHKes dari Divisi Advokasi dan Hubungan Eksternal Tim Mitigasi PB IDI, menyatakan bahwa Covid-19 adalah murni wabah dan virus yang benar-benar nyata dan telah memakan nyawa banyak orang dalam waktu yang cepat.

"Kami berharap apabila Anda termasuk orang yang tidak mempercayai adanya Covid ini, namun janganlah mengorbankan keselamatan orang lain dengan ketidakpercayaan tersebut. Tingginya lonjakan pasien Covid serta angka kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan menjadi peringatan kepada kita semua untuk tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan (3M)," seru dokter Eka dalam siaran pers yang diterima Kompas.TV, Sabtu (5/12/2020).

"Dengan mengabaikan protokol kesehatan, dokter Eka berharap agar menjaga keselamatan diri sendiri namun juga keluarga dan orang terdekat termasuk orang di sekitar. Pandemi ini akan berlalu dengan kerjasama seluruh pihak

"Kami dari tim mitigasi PB IDI secara khusus juga mengingatkan kepada para teman sejawat tenaga medis dan tenaga kesehatan untuk waspada dan tetap menjalankan SOP seperti dalam pedoman standar perlindungan dokter di saat melakukan pelayanan dan saat berada di keluarga dan komunitas," lanjut dokter Eka.

Sementara itu, dr Weny Rinawati SpPK MARS, anggota Tim Pedoman dan Protokol dari Tim Mitigasi PB IDI mengingatkan para tenaga kesehatan agar tidak menurunkan kualitas APD yang dikenakan.

"Saat ini standar level APD yang wajib dikenakan oleh para tenaga kesehatan adalah level tertinggi; - sesuai dengan resiko tempat melakukan pelayanan. Kami juga berharap agar pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan juga menyediakan APD yang layak bagi para tenaga kesehatan. Sementara itu bagi para tenaga kesehatan yang berpraktek secara pribadi sebaiknya tetap menggunakan APD level sesuai potensi risiko dalam menangani pasien," pungkasnya.

Harif Fadhilah, S.Kp, SH, M.Kep, MH selaku Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menjelaskan bahwa sekitar 75 persen perawat yang meninggal akibat Covid umumnya bertugas di kamar rawat inap. Kemungkinan  perawat tertular dari pasien sebelum hasil swab mereka (pasien) keluar dari lab (laboratorium) atau Orang Tanpa Gejala (OTG).

"Kami menyadari bahwa para tenaga kesehatan dari berbagai divisi sudah kewalahan menangani lonjakan pasien covid dan hasil swab yang harus diperiksa. Oleh karena itu, kami juga berharap dukungan pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan untuk meningkatkan kualitas perlengkapan pemeriksaan kesehatan sehingga bisa diperoleh hasil yang lebih cepat untuk mengurangi angka penularan di fasilitas kesehatan," tegas Harif.



Sumber : Kompas TV

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.