STOCKHOLM, KOMPAS.TV - Pengakuan mengejutkan diungkapkan oleh seorang mantan penghuni kamp pendidikan ulang di Xinjiang, China.
Sayragul Sautbay yang pernah ditahan di sana mengungkapkan Muslim Uighur dipaksa untuk makan daging babi setiap hari jumat.
Hal itu diungkapkan Sautbay, seorang dokter yang kini tinggal di Swedia, melalui buku yang diterbitkannya.
Baca Juga: Khawatirkan Ancaman Iran, Israel Desak Warganya Hindari Berpergian ke UEA dan Bahrain
Pada buku itu, Sautbay mengungkapkan kesaksiannya mengenai apa yang terjadi di kamp pendidikan ulang tersebut, termasuk pemukulan, kekerasan seksual dan pemaksaan sterilisasi.
“Setiap hari Jumat, kami dipaksa untuk memakan daging babi. Mereka juga secara sengaja memilih hari yang suci bagi Umat Muslim saat melakukannya,” ujar Sautbay saat diwawancara oleh Al-Jazeera.
“Jika Anda menolak untuk melakukannya, Anda akan mendapat hukuman yang keras,” tambahnya.
Baca Juga: Sebanyak 2.783 Tentara Azerbaijan Tewas di Nagorno-Karabakh
Dia mengungkapkan kebijakan tersebut dirancang untuk menimbulkan rasa malu dan bersalah pada para tahanan muslim.
Sautbay pun mengatakan sulit untuk mengungkapkan dengan kata-kata, emosi yang dia rasakan setiap kali memakan daging babi.
“Saya merasa seperti menjadi seseorang yang berbeda. Sangat sulit unuk menerima hal itu,” katanya.
Meski kerap dikonsumsi di China, daging babi haram untuk dimakan oleh umat Muslim.
Baca Juga: Banjir Bandang di Meksiko Imbas Badai Tropis Eta, Indonesia Kirim Bantuan
Kesaksian dari Sautbay dan beberapa orang lainnya, menjadi gambaran bagaimana China berusaha memperlakukan Xinjiang dengan membidik kepercayaan minoritas Muslim di sana sebagai target penindasan.
Kamp pendidikan ulang di sana mulai digunakan pada 2017, dengan alasan penggunaannya untuk melawan ekstrimisme.
Pemerintah China pun dikabarkan akal menggunakan Xinjiang sebagai wilayah peternakan babi, sesuatu yang bertentangan dengan cara hidup Muslim Uighur.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.