BAKU, KOMPAS.TV - Azerbaijan mengatakan bahwa pihaknya kehilangan hampir 2.800 tentara dalam 44 hari pertempuran dengan pasukan Armenia di wilayah separatis Nagorno-Karabakh.
Selain itu, Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan, lebih dari 100 tentara masih hilang dan 1.245 lainnya masih dirawat di fasilitas medis. Pemerintah juga mengatakan 94 warga sipil tewas dan lebih dari 400 orang terluka dalam pertempuran.
Pernyataan yang dibuat pada Kamis (3/12/2020) ini merupakan yang pertama kalinya bagi negara itu untuk mengungkapkan korban militer.
Pertempuran berakhir pada 10 November, dengan kesepakatan perdamaian yang ditengahi Rusia. Hal ini membuat Azerbaijan merebut kembali wilayah yang telah dikuasai pasukan Armenia selama lebih dari seperempat abad.
Baca Juga: Presiden Azerbaijan Puas dengan Pendudukan di Wilayah Nagorno-Karabakh
Sedangkan Kementerian Kesehatan Armenia mengatakan, setidaknya 2.718 prajurit Armenia tewas dalam pertempuran itu. Puluhan warga sipil Armenia juga tewas.
Nagorno-Karabakh terletak di Azerbaijan tetapi telah berada di bawah kendali pasukan etnis Armenia yang didukung oleh pemerintah Armenia sejak perang separatis berakhir pada tahun 1994. Perang itu membuat Nagorno-Karabakh dan wilayah sekitarnya berada di tangan Armenia.
Dalam pertempuran sengit yang dimulai 27 September, tentara Azerbaijan mengalahkan pasukan Armenia dan masuk jauh ke dalam wilayah separatis.
Perjanjian perdamaian yang ditengahi Moskow melihat kembalinya sebagian besar Nagorno-Karabakh ke Azerbaijan dan juga meminta Armenia untuk menyerahkan semua wilayah yang dikuasainya, di luar wilayah separatis.
Baca Juga: Permintaan Putin ke Azerbaijan: Jaga Keselamatan Gereja di Nagorno-Karabakh
Azerbaijan merebut kembali wilayah itu pada hari Selasa, ketika mengambil alih wilayah Lachin yang terletak antara Nagorno-Karabakh dan Armenia.
Rusia mengerahkan hampir 2.000 penjaga perdamaian untuk jangka waktu setidaknya lima tahun, untuk memantau kesepakatan dan memfasilitasi kembalinya para pengungsi.
Pasukan Rusia juga akan memastikan transit yang aman antara Nagorno-Karabakh dan Armenia melintasi wilayah Lachin.
Azerbaijan merayakan akhir pertempuran sebagai kemenangan nasional, dan Presiden Ilham Aliyev mengumumkan, bahwa 8 November akan dirayakan secara nasional sebagai Hari Kemenangan yang menandai pengambilalihan Shusha, sebuah kota utama di Nagorno-Karabakh, oleh pasukan Azerbaijan.
Aliyev sebelumnya menetapkan hari libur pada 10 November, ketika kesepakatan damai mulai berlaku. Tetapi dia mempertimbangkan kembali karena Turki, yang merupakan sekutu utama Azerbaijan, merayakan Hari Peringatan Ataturk pada tanggal itu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.