VIENNA, KOMPAS TV - Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak OPEC bersama beberapa negara termasuk Rusia hari Kamis (03/12/2020) sepakat menaikkan produksi minyak bumi sebesar 500,000 barel per hari mulai Januari 2021 dan akan bertemu setiap bulan untuk merundingkan penyesuaian lebih lanjut.
Associated Press melaporkan, keputusan itu diambil menyusul perselisihan di antara negara-negara penghasil minyak mengenai apakah akan meningkatkan produksi awal tahun depan, setelah pandemi Covid-19 melemahkan permintaan energi tahun ini dan mengaburkan prospek industri minyak.
Anggota OPEC dan sekelompok sekutunya telah melakukan pengurangan produksi secara besar-besaran untuk mempertahankan harga karena pandemi mengurangi permintaan bahan bakar secara tajam.
Baca Juga: Qatar Putuskan Pergi Tinggalkan OPEC
Para analis mengatakan, memperpanjang pemotongan produksi minyak sebesar 7.7 juta barel per hari adalah langkah yang disetujui Arab Saudi dan Rusia. Arab Saudi saat ini adalah pemimpin OPEC sementara Rusia adalah negara produsen terbesar yang bekerja sama dengan OPEC.
Namun kebijakan itu mendapat tekanan dari negara anggota lain termasuk Uni Emirat Arab yang tidak setuju dengan perpanjangan pemotongan produksi. Uni Emirat Arab ingin agar negara-negara yang produksinya melebihi kuota adalah mereka yang melakukan pemotongan produksi minyak.
Deputi PM Rusia Alexander Novak seperti dikutip Associated Press mengatakan, pasar saat ini membutuhkan tambahan 2 juta barel minyak dan setiap kenaikan produksi perlu dilakukan secara bertahap. Sementara, pertemuan bulanan akan memutuskan apakah produksi nanti perlu dinaikkan atau diturunkan.
Baca Juga: Arab Saudi Minta Indonesia Kembali Gabung OPEC
Negara-negara penghasil minyak saat ini menghadapi dilema: menaikkan produksi berarti akan meningkatkan pendapatan namun bisa membuat harga minyak bumi turun, terutama melihat masih lemahnya sisi permintaan dan tidak jelasnya prospek tentang kapan dan seberapa laju pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
Minyak bumi AS di Bursa Mercantile New York saat ini diperdagangkan pada nilai 45.74 dollar AS per barel pada hari Kamis. Nilai itu mengalami kenaikan sebesar 46 sen Dollar AS. Sementara pada awal tahun 2020 sebelum pandemi, harganya adalah senilai 63 dollar AS per barel.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.