LONDON, KOMPAS.TV - Menteri Kebudayaan Inggris Oliver Dowden mengatakan, serial Netflix "The Crown" harus disertai dengan pemberitahuan bahwa serial tersebut merupakan fiksi.
Hal ini diungkapkannya di tengah kritik terhadap keakuratan sejarah serial “The Crown”, yang memotret tentang kehidupan keluarga kerajaan Inggris.
“Ini adalah karya fiksi yang diproduksi dengan indah. Seperti halnya produksi TV lainnya, Netflix harusnya sangat jelas sejak awal (bahwa serial The Crown merupakan fiksi), ”kata Dowden kepada surat kabar Daily Mail, Minggu (29/11/2020).
"Tanpa pemberitahuan ini, saya khawatir generasi pemirsa yang tidak mengalami peristiwa yang digambarkan dalam “The Crown”, mungkin salah mengira bahwa fiksi yang ditampilkan merupakan fakta," ujarnya.
Baca Juga: Earl Spencer, Adik Putri Diana Ingatkan Serial Netflix The Crown Hanya Fiksi, Jangan Baper
Dowden diperkirakan akan menulis surat kepada Netflix dalam minggu ini, untuk mengungkapkan pendapatnya.
Pertanyaan tentang keakuratan sejarah serial ini, sebelumnya tidak dipermasalahkan dalam musim-musim awal yang mulai tayang di Netflix sejak 2016. Serial ini telah ditayangkan sebanyak empat musim, dimana musim keempatnya baru saja tayang November 2020.
Musim pertama hingga ketiga menceritakan tentang masa pemerintahan Ratu Inggris Elizabeth II sejak awal ia naik tahta tahun 1952.
Namun musim keempat yang berlatar belakang tahun 1980-an, menuai banyak kritik. Salah satunya adalah penggambaran mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher yang diperankan oleh Gillian Anderson. Perdana Menteri Thatcher digambarkan berselisih dengan Ratu Elizabeth II yang diperankan oleh Olivia Colman, hingga ke titik yang dianggap berlebihan.
Baca Juga: The Crown Season 4, Putri Diana Main Sepatu Roda di Istana Buckingham
Adik laki-laki Putri Diana, Charles Spencer, juga mengatakan bahwa serial tersebut harus memberi pemberitahuan kepada penonton, bahwa ceritanya bukanlah fakta, namun memang berdasarkan pada peristiwa nyata.
“Saya khawatir orang akan berpikir bahwa ini adalah “Injil” (yang berisi kebenaran) dan itu tidak adil,” katanya kepada penyiar ITV.
Pembuat serial "The Crown", Peter Morgan membela karyanya atas kritikan yang datang. Menurutnya “The Crown” telah membuat penelitian sejarah dan dibuat dengan penuh semangat.
Dalam sebuah diskusi tahun 2017 tentang "The Crown," Morgan berkata "Anda terkadang harus mengabaikan akurasi, tetapi Anda tidak boleh mengabaikan kebenaran.”
Steven Fielding, seorang profesor sejarah politik di University of Nottingham, mengatakan bahwa saran "The Crown" harus memberitahukan penonton bahwa serial tersebut adalah fiksi, merupakan sesuatu yang masuk akal, namun tidak ada gunanya.
Baca Juga: Ratu Elizabeth dan Pangeran Phillip Rayakan Ulang Tahun Pernikahan ke-73
"Itu selalu tidak berpengaruh," katanya. "Ada penelitian yang menunjukkan bahwa orang akan mempercayai fiksi ketika disajikan sebagai fakta - meskipun Anda memberi tahu mereka bahwa itu sebenarnya bukanlah fakta."
Fielding mengatakan, tidak mengherankan jika Pangeran Charles kesal dengan penggambaran pewaris takhta yang "sedikit bodoh" dalam “The Crown”. Tapi menurutnya, membuat keributan mengenai “The Crown”, akan membuat serial ini semakin mendapatkan perhatian penonton.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.