KABUL, KOMPAS.TV - Bom meledak di pinggir jalan di kota Bamiyan, Afghanistan, dan menewaskan sedikitnya 13 orang sipil dan satu orang polisi lalu lintas, Selasa (24/11/2020).
Selain itu, sebanyak 45 orang lainya juga terluka dan beberapa toko serta kendaraan hancur atau rusak. Hal ini dikonfirmasi oleh Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Tariq Arian.
Seperti dikutip dari the Associated Press, Juru Bicara Kepolisian Daerah Bamiyan Mohammad Reza Yusuofi mengatakan, ada dua bom yang meledak secara berurutan.
Baca Juga: Terungkap, Rekaman Video Tentara SAS Australia Menembak Mati Warga Afghanistan Tak Bersenjata
Hingga saat ini, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Juru Bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan kelompok tersebut tidak terlibat dalam ledakan.
Afiliasi kelompok Negara Islam di Afghanistan telah menyatakan perang terhadap muslim Syiah di negara itu. Bamiyan merupakan provinsi yang sebagian besar penduduknya merupakan Syiah.
Kekerasan dan kekacauan telah meningkat di Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir bahkan ketika negosiator pemerintah dan Taliban bertemu di Qatar untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama beberapa dekade.
Baca Juga: NATO Kewalahan Jika AS Tarik Sebagian Pasukan Dari Afghanistan
Namun hingga kini, kedua belah pihak hanya membuat sedikit kemajuan.
Afiliasi ISIS telah mengaku bertanggung jawab atas serangan baru-baru ini di Afghanistan, termasuk dua serangan mengerikan terhadap institusi pendidikan yang menewaskan sedikitnya 50 orang. Kebanyakan korban tewas merupakan pelajar.
AS menyalahkan afiliasi ISIS atas serangan terhadap rumah sakit bersalin pada awal tahun ini, yang menewaskan 24 ibu dan bayi. Rumah sakit itu terletak di lingkungan Dasht-e-Barchi di Kabul, yang didominasi oleh etnis Hazara yang sebagian besar adalah Syiah.
Jika serangan hari Selasa di Bamiyan diklaim oleh afiliasi ISIS, kejadian ini akan menandai peningkatan yang berbahaya akan aktivitas ISIS. Karena serangan di Bamiyan menandakan kelompok itu sudah menembus provinsi yang dianggap sebagai tempat berlindung dari pertempuran sengit yang berlangsung di tempat lain di negara itu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.