PALEMBANG, KOMPAS.TV - Perajin tempe di Palembang mengeluhkan penjualan tempenya merosot akibat menurunnya daya beli masyarakat.
Situasi itu diperparah naiknya harga kedelai, bahan baku tempe, 2 bulan terakhir.
Penjualan tempe di Palembang terus turun, selama pandemi Covid-19, itu yang sangat dirasakan perajin tempe rumahan, disebabkan daya beli masyarakat yang turun, padahal tempe dikenal sebagai produk pangan murah.
Mulai terpuruknya perajin tempe rumahan, diperparah melonjaknya harga bahan baku kacang kedelai, 2 bulan terakhir.
Harga kedelai yang masih impor, kini mencapai Rp 8.100 rupiah, dari sebelumnya Rp 6.800 rupiah perkilogram.
Perajin memilih tetap tidak menaikkan harga jual tempenya. Mereka mensiasati dengan mengurangi ukuran. Namun hal itu belum mampu menutupi biaya produksi.
Perajin tempe berharap, Pemerintah dapat mengintervensi harga atau memberikan subsidi untuk pembelian kedelai yang harganya terus tak terkendali. Bila dibiarkan, bisa membuat banyak perajin tempe yang gulung tikar.
#Perajin #Tempe #Palembang
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.