Kompas TV bisnis kebijakan

BI Beberkan Penyebab Bunga Kredit Sulit Turun

Kompas.tv - 12 November 2020, 18:07 WIB
bi-beberkan-penyebab-bunga-kredit-sulit-turun
Ilustrasi: bank. (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Dyah Megasari

JAKARTA, KOMPASTV. Bersamaan dengan upaya fiskal menggelontorkan stimulus pemulihan ekonomi, Bank Indonesia juga menempuh langkah yang sama dari sisi moneter.

Dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan bahwa ke depan, bank sentral masih punya ruang menurunkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR), atau yang dulu dikenal dengan BI rate.

“Tentu kami terus memantau perkembangan ekonomi global dan domestic, untuk kemudian  diputuskan di rapat dewan Gubernur,” turut Perry, dalam Raker Komisi XI DPR RI, Kamis (12/11).

Sepanjang 2020, Bank Indonesia sudah menurunkan suku bunga acuan sebanyak empat kali, sebesar 100 basis poin menjadi 4 persen.

Bunga Kredit Sulit Turun

Sayangnya, meski bunga acuan sudah landau ke titik paling rendah sepanjang sejarah, transmisi terhadap suku bunga kredit masih sangat rendah. Sederhananya, bunga kredit perbankan masih enggan turun.

Baca Juga: Sri Mulyani Segera Pulihkan Ekonomi Dengan Rp 1.200 T

Menurut Perry, rendahnya transmisi penurunan suku bunga BI terhadap bunga kredit perbankan disebabkan oleh persepsi risiko perbankan yang cenderung lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit. Buktinya, penyaluran kredit hanya tumbuh sebesar 0,12 persen.

"Yang masih lambat turunnya suku bunga kredit, beberapa berkaitan dengan persepsi risiko perbankan, penurunan suku bunga kredit lambat," terangnya.

Suku bunga pasar uang dari Juli hingga Oktober 2020 telah menurun sekitar 252 bps. Sementara untuk suku bunga deposito turun 152 bps. Namun, untuk suku bunga kredit, penurunan suku bunga baru sebesar 50 bps.

Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang beranggotakan Kementerian Keuangan, OJK, BI, dan LPS bakal menyelerasakan permintaan dan penawaran di industri.

"Fokus KSSK untuk mendorong pertumbuhan kredit adalah me-matchingkan supply dan demand termasuk industri, perusahaan, untuk mengatasi permasalahan yang ada agar bisa mendorong pertumbuhan ekonomi," ujar Perry.

Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bunga kredit lumayan sudah turun. Dari 10,35 persen pada bulan September menjadi di kisaran 9,8 persen di bulan Oktober. OJK mengklaim, setidaknya butuh waktu tiga hingga enam bulan bagi perbankan untuk merealisasikan penurunan suku bunga sesuai acuan. (Sumber: Kontan, Kompas.com)
 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x