JAKARTA, KOMPASTV. Indonesia masih mengandalkan utang luar negeri untuk mengendalikan pandemi, sekaligus memulihkan ekonomi. Jika bulan lalu Indonesia meraih pinjaman dari Jepang, bulan ini, utang kembali di dapat.
Pemerintah Australia setuju memberi pinjaman senilai 1,5 miliar dollar Australia. Memakai kurs rupiah 10.300 per dollar Australia, utang kali ini setara dengan Rp 15 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pinjaman dari Pemerintah Australia sedikit memberi ruang untuk pemerintah melakukan manuver kebijakan fiskal.
Di sisi lain, utang luar negeri itu juga bermanfaat untuk mengurangi beban keuangan negara, yaitu defisit yang melebar di kisaran 6,34 persen pada akhir tahun 2020.
"Dengan (utang) ini, kami tidak hanya bisa membantu masyarakat, menangani Covid-19, menolong pelaku usaha dan UMKM. Namun juga yang terpenting menjaga keamanan dan keberlanjutan fiskal," tutur Sri Mulyani.
Pinjaman dari pemerintah Australia yang punya tenor 15 tahun ini, sekaligus mendukung program yang dipimpin oleh Bank Pembangunan Asia (ADB), yakni Covid-19 Active Response and Expenditure Program.
"Pinjaman tersebut dibangun di atas hubungan ekonomi kami yang berharga dan catatan kerja sama bilateral yang kuat. Australia dan Indonesia adalah tetangga, sahabat, dan mitra strategis komprehensif, dan kami berkomitmen untuk saling mendukung melalui krisis ini," lanjut Sri Mulyani.
Baca Juga: Jepang Beri Utang Rp 6,9 Triliun ke Indonesia Untuk Tangani Covid-19
Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg mengatakan, uang pinjaman diberikan lantaran Indonesia dinilai memiliki ketahanan dan proses pemulihan yang cenderung cepat pada masa pandemi Covid-19.
"Bantuan ini merefleksikan situasi yang harus kita hadapi bersama. Selain itu, juga berkaitan dengan reputasi Indonesia terkait dengan manajemen fiskal," ujar dia dalam konferensi pers bersama dengan Pemerintah Indonesia secara virtual, Kamis (12/11/2020).
Dua kuartal berturut-turut, ekonomi Indonesia berkontraksi, dipicu pandemic. Kuartal II ekonomi tumbuh negative 5,32 persen kemudian kuartal III minus 3,49 persen.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.