JAKARTA, KOMPAS.TV - Deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Refly Harun memberikan pendapat soal pemberian penghargaan Bintang Mahaputera oleh Presiden Jokowi yang cenderung diberikan kepada oposisi.
“Kalau anda berhadapan dengan orang kritis atau oposisi, dua saja. Ditekan dia agar tidak mampu bersuara lagi. Tapi kalau tidak bisa, maka gunakan politik Sun Tzu, dijadikan teman diberikan penghargaan,” tuturnya kepada KompasTV, Rabu (11/11/2020).
Menurutnya hal ini lazim digunakan dalam berpolitik dan tak hanya digunakan oleh Presiden Jokowi, bahkan dimanapun.
Baca Juga: Tak Datang, Gatot Masih Punya Utang Rahasia dengan Jokowi: Biar Penasaran
Menanggapi pernyataan tersebut, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ade Irfan Pulungan tak membenarkan dan mengatakan hanyalah perspektif pribadi Refly Harun.
“Itu tidak benar, secara undang-undang diberikan kewenangan kepada presiden. Bukan dalam posisi dia sebagai pengkritik, tapi posisi dia telah memberikan darma baktinya, waktunya, membangun bangsa ini,” kata Irfan.
Lalu benarkah ketidakhadiran Gatot sebagai bentuk penegasan posisinya yang berada berseberangan dengan pemerintah?
Simak pembahasannya bersama salah satu Deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Refly Harun, dan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ade Irfan Pulungan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.