LONDON , KOMPAS.TV – Pembeli di pertokoan di Inggris, harus rela dikeluarkan secara paksa pada Rabu (4/11/2020). Peminum di pub harus meneguk bir terakhir yang dituang ke dalam gelasnya, di pub yang bertebaran di seluruh Inggris.
Inggris bersiap untuk bergabung dengan negara-negara Eropa lain yang kembali memberlakukan lockdown untuk menekan penyebaran virus corona.
Tempat-tempat yang dianggap non-esensial seperti pub, restoran, salon, lapangan golf, gym, kolam renang, tempat hiburan dan toko pakaian, harus tutup mulai Kamis (5/11/2020) setidaknya hingga 2 Desember mendatang.
Aturan baru ini diumumkan mendadak akhir pekan lalu oleh pemerintah Inggris. Sebelumnya mereka hanya menganjurkan lockdown terbatas di beberapa daerah dengan kasus Covid-19 yang tinggi.
Baca Juga: Lockdown di Inggris Bisa Diperpanjang Lebih dari Empat Minggu
Namun demikian, saat ini sekolah dan universitas di Inggris tetap buka. Demikian pula dengan lokasi konstruksi dan pabrik.
Dengan pengumuman lockdown yang mendadak ini, hampir semua jenis bisnis memperpanjang jam kerja mereka di hari-hari terakhir menjelang lockdown.
Penata rambut di London, Richard Ward, mengatakan timnya yang berjumlah sekitar 100 orang akan bekerja melayani 1.400 pelanggan dalam tiga hari, sejak pemerintah Inggris mengumumkan penguncian di seluruh Inggris. Namun demikian, pendapatan bisnis itu masih turun sekitar 25%.
“Staf bekerja keras dan semua hari libur telah dibatalkan,” kata Ward seperti dilansir dari the Associated Press.
"Ketika bisnis Anda memiliki biaya tinggi seperti yang kami miliki di sini, ini adalah permainan angka. Anda harus mengeluarkan banyak uang untuk membayar semua pekerja dan membayar semua biaya lainnya," tambahnya.
Baca Juga: Inggris Laksanakan Lockdown Kedua Selama 4 Pekan, Boris Johnson: Natal Tahun Ini Berbeda
Lockdown di Inggris mengikuti pembatasan serupa yang juga diberlakukan negara-negara lain di Eropa.
Inggris mencatat 492 kematian akibat Covid-19 pada Rabu lalu. Jumlah ini merupakan jumlah kematian harian tertinggi di Inggris sejak Mei. Secara keseluruhan, Inggris memiliki angka kematian terkait virus resmi tertinggi di Eropa: yaitu sebanyak 47.742 jiwa.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan negara-negara Eropa minggu ini mencatat peningkatan sebesar 46% dalam kematian akibat virus corona, dibandingkan dengan minggu sebelumnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.