GILI TRAWANGAN, KOMPAS.TV – Hari belum lagi menginjak siang, namun area pelabuhan Gili Trawangan di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Jumat (30/10) sudah ramai oleh para pelancong yang hendak berlibur. Para pelancong yang mayoritas turis domestik ini datang dari berbagai daerah di tanah air, seperti Jakarta, Solo, Bali dan Lombok. Mereka rupanya memanfaatkan libur panjang akhir pekan ini untuk menikmati keindahan pulau yang terletak paling barat di gugusan kepulauan Gili.
Baca Juga: Pemda Tutup Akses Menuju Gili Trawangan, Wisatawan Pindah ke Bali
Maya dari Mataram, Lombok, datang bersama rombongan keluarganya Jumat siang. Meski terhitung sering berlibur di Gili Trawangan, ia tak bosan mengunjungi pulau cantik ini. Kali ini, ia bahkan memperpanjang liburannya. “Rencananya sih besok kita pulang. Tapi diundur, biar lebih puas main airnya,” tutur ibu muda ini. Bersama keluarganya, ia berencana menghabiskan waktu untuk berenang dan bermain di pantai bersama anak-anaknya.
Maya bahkan memiliki resto langganan yang selalu ia sambangi bila tengah berkunjung ke Gili Trawangan. “Saya suka pad thai-nya, enak!” ujarnya menyebut nama salah satu resto di Gili Trawangan.
Baca Juga: Warga Negara Amerika Serikat Ditangkap di Gili Trawangan Karena Memiliki Ganja
Sementara Rena dari Solo sudah tiba di Gili Trawangan sejak Kamis (29/10). Bersama tiga orang kawannya, hari itu ia berniat menghabiskan waktu dengan snorkling. ”Sayang kan, sudah jauh-jauh dari Jawa, tapi nggak dimanfaatkan laut cantiknya,” ujarnya riang.
Sejak Kamis (29/10), jalanan Gili Trawangan yang lengang berubah padat dengan aktivitas para turis domestik yang berlalu lalang, baik dengan berjalan kaki maupun bersepeda. Ya, di kepulauan Gili (Gili Air, Meno dan Trawangan) memang dilarangmenggunakan kendaraan bermotor, kecuali untuk mobil pengangkut sampah. Cidomo – kereta kuda pengangkut penumpang – yang biasanya parkir tanpa penumpang, sibuk melintas mengantar para turis ke penginapan atau pelabuhan. Turis-turis domestik sibuk mengayuh sepeda-sepeda sewaan untuk berkeliling menjelajah pulau seluas 340 hektar ini. Warung-warung makan dan restoran sibuk meladeni para turis yang kelaparan sehabis berenang di pantai. Agen-agen tur sibuk menawarkan paket snorkling murah meriah pada para turis.
Baca Juga: Ada Masalah Sampah Serius di Balik Indahnya Gili Trawangan
Sejak pandemi Covid-19 melanda Maret silam, aktivitas pariwisata di Gili Trawangan berangsur mati suri. Apalagi sejak banyak negara memberlakukan lockdown dan larangan bepergian. Banyak pelaku usaha yang memutuskan menutup usaha dan memberhentikan para karyawan lantaran tak kuat menanggung biaya operasional. Sebagian bahkan memilih menjual usaha mereka.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.