YEREVAN, KOMPAS.TV - Perebutan wilayah separatis Nagorno-Karabakh terus berkecamuk tanpa hambatan, oleh gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat, Selasa (27/10/20). Sementara itu, Armenia dan Azerbaijan saling menyalahkan atas kesepakatan yang cepat berakhir.
Dalam pidatonya, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinian bersumpah bahwa pasukan Nagorno-Karabakh akan melakukan serangan balik yang menghasilkan efek menghancurkan bagi musuh.
Baca Juga: Serangan Roket Armenia Tewaskan 10 Warga Azerbaijan dan Lukai 40 Lainnya
"Orang-orang Artsakh, orang-orang Armenia, semua akan berjuang sampai titik darah penghabisan untuk setiap pohon, setiap batu, setiap sentimeter dan setiap milimeter, dan serangan balik yang akurat pada saat yang tepat akan memiliki efek kehancuran yang menghancurkan bagi musuh, " kata Pashinian.
Azerbaijan menuduh Armenia menyerang wilayah Barda dengan roket dan menewaskan 4 warga sipil, termasuk seorang gadis berusia 2 tahun, dan melukai 13 lainnya.
Baca Juga: PM Armenia Bakar Semangat Prajuritnya yang Akan Berangkat ke Garis Depan
Kementerian Luar Negeri Azerbaijan mengecam serangan itu sebagai "kejahatan perang lain yang dilakukan oleh Armenia dalam beberapa hari terakhir sebagai pelanggaran berat atas gencatan senjata kemanusiaan yang telah disepakati."
Kementerian Pertahanan Armenia menolak tuduhan itu sebagai "kebohongan mutlak dan provokasi kotor".
Baca Juga: Armenia dan Azerbaijan Sepakat Untuk Melakukan Gencatan Senjata
Sebelumnya pada hari itu, militer Armenia menuduh pasukan Azerbaijan menembaki posisi penjaga perbatasan Armenia di perbatasan selatan negara itu dengan Iran, menambahkan bahwa mereka telah membalas.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan menolak pernyataan itu sebagai "salah dan provokatif".
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.