NUSA TENGGARA TIMUR, KOMPAS.TV - Pembangunan Kawasan Wisata Ala Jurassic Park di Pulau Rinca, Nusa Tenggara Timur, tengah menjadi perbincangan hangat.
Proyek ini menuai kontroversi, lantaran dinilai dapat merusak habitat asli Komodo, di Pulau Rinca.
Pembangunan tempat wisata ala "Jurassic Park" di Pulau Rinca, Nusa Tenggara Timur, tengah menjadi sorotan publik.
Pro kontra muncul, setelah foto yang memperlihatkan seekor komodo menghadang truk, viral di media sosial.
Proyek pembangunan senilai hampir 70 miliar rupiah itu, dituding dapat merusak habitat asli komodo, satwa endemik Indonesia yang dilindungi.
Ramainya penolakan atas proyek pembangunan "jurassic park" di Pulau Rinca Nusa Tenggara Timur, memunculkan tagar save komodo, serta petisi yang meminta Presiden Jokowi untuk mencabut izin pembangunan oleh investor asing atau swasta di Taman Nasional Pulau Komodo.
Hingga selasa pukul 19, jumlah penandatangan petisi sudah mencapai lebih dari 360 ribu orang.
Wahana lingkungan hidup atau Walhi NTT, menilai penataan di Pulau Rinca, otomatis mengganggu ekosistem komodo.
Adanya infrastruktur permanen dalam skala besar, membuat ruang hidup komodo menjadi berkurang.
Gencarnya kritikan yang menentang pembangunan "jurassic park" di Pulau Rinca, membuat kementerian lingkungan hidup angkat bicara.
KLHK menjamin, proyek pembangunan kawasan Taman Nasional Komodo di Pulau Rinca, NTT, dilakukan dengan hati-hati.
Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam Dan Ekosistem, Wiratno mengatakan, guna menjamin keselamatan dan perlindungan terhadap biawak komodo termasuk para pekerja, seluruh aktivitas penataan sarana prasarana diawasi oleh 5 sampai 10 ranger, setiap hari.
Jaminan serupa juga diungkapkan Kepala Biro Humas Dan Protokol Setda NTT, Marius Ardu Jelamu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.