JAKARTA, KOMPASTV. Laba bersih Bank Central Asia alias BCA (kode saham BBCA, Kompas100) sampai dengan akhir September 2020, turun tipis 4,2 persen menjadi Rp 20,9 triliun. Angka ini dibandingkan dengan September 2019.
“Penurunan laba karena meningkatnya biaya pencadangan,” jelas Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaadmadja.
Pandemi, membuat arah ekonomi ke depan tidak pasti, kondisi debitur dan kemampuan bayar merekalah yang diantisipasi oleh BCA dengan menaikkan biaya pencadangan.
Permintaan kredit di sektor perbankan masih dalam proses pemulihan, sejalan dengan berlanjutnya pandemi yang membatasi mobilitas dan mempengaruhi iklim bisnis. Pada akhir September 2020, total kredit BCA tercatat sebesar Rp581,9 triliun, turun 0,6 persen secara tahunan.
Baca Juga: Laba Bank Mandiri Anjlok 30,37 Persen Akhir September
Ditopang Kredit Korporasi
Untungnya, penyaluran kredit korporasi yang meningkat, sedikit menopang penyaluran kredit BCA secara keseluruhan di tengah pelemahan kredit segmen lainnya. Kredit korporasi tercatat sebesar Rp 252 triliun, meningkat 8,6 persen secara tahunan.
Sedangkan kredit komersial dan UKM turun 4,9 persen menjadi Rp182,7 triliun. Pada portofolio kredit konsumer, KPR turun 3,1 persen menjadi Rp89,3 triliun dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) turun 19,3 persen YoY menjadi Rp38,6 triliun.
Saldo outstanding kartu kredit turun 18,5 persen menjadi Rp10,9 triliun. Total portofolio kredit konsumer turun 9,4 persen menjadi Rp141,7 triliun. Dari total portofolio kredit, sekitar 20 persen atau Rp114 triliun merupakan portofolio kredit keuangan berkelanjutan dalam rangka mendukung impelementasi ESG (Enviromental, Social, and Governance) dan komunitas UKM. (Dyah Megasari)
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.