Kompas TV internasional kompas dunia

Dirjen WHO: Beberapa Negara Berada di Jalur Berbahaya!

Kompas.tv - 26 Oktober 2020, 11:06 WIB
dirjen-who-beberapa-negara-berada-di-jalur-berbahaya
Direktur Jenderal WHO Tedros Ghebreyesus. (Sumber: APTN)
Penulis : Tussie Ayu

JENEWA, KOMPAS.TV – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan bahwa beberapa negara berada dalam titik kritis, terutama negara-negara di belahan bumi bagian utara.

Dalam beberapa minggu terakhir, kasus Covid-19 di beberapa negara Eropa semakin meningkat. Demikian pula dengan kematian yang berhubungan dengan Covid-19.

"Beberapa bulan ke depan akan menjadi sangat sulit dan beberapa negara berada di jalur yang berbahaya. Terlalu banyak negara yang mengalami peningkatan kasus secara terus menerus,” ujarnya dalam konferensi pers seperti dilansir dari the Associated Press.

Baca Juga: Sekjen PBB: Covid-19 Adalah Krisis Terbesar di Masa Kita

WHO memprediksi, Eropa akan menghadapi masa dimana rumah sakit dan ICU akan mencapai titik kapasitas yang mereka miliki, dalam beberapa minggu ke depan.

Tedros mendesak para pemimpin dunia untuk mengambil tindakan dengan segera, demi mencegah kematian lebih lanjut. Ia mendesak agar layanan kesehatan di setiap negara diperkuat dan agar sekolah ditutup lagi.

Di saat yang sama, Maria Van Kerkhove, kepala teknis WHO untuk Covid-19 menambahkan bahwa badan kesehatan PBB telah mencatat sekitar 445.000 kasus virus korona baru dalam 24 jam terakhir.

Setengah dari kasus baru yang tercatat berasal dari Eropa.

Baca Juga: Italia Berlakukan Aturan Pembatasan Baru Mulai Hari Ini

Dia memperingatkan bahwa banyak kota di seluruh Eropa yang berisiko kehabisan tempat tidur yang tersedia di unit perawatan intensif.

WHO mencatat bahwa ini adalah situasi yang mengkhawatirkan, karena belahan bumi bagian utara mulai memasuki musim dingin. Pada bulan Oktober pun biasanya wabah penyakit influenza akan segera dimulai.

Hal ini dikhawatirkan akan semakin menambah berat beban rumah sakit dan tenaga kesehatan.

“Permintaan untuk pengujian bagi orang yang menderita penyakit pernapasan akan meningkat dan permintaan akan rumah sakit juga akan meningkat pada bulan Oktober. Kami berada dalam situasi yang mengkhawatirkan,” ujar Maria Van Kerkhove.

Baca Juga: Berlakukan Jam Malam, Milan Seperti Kota Hantu

Sementara itu, Spanyol mengumumkan status darurat kemarin. Jam malam kembali berlaku untuk seluruh negara kecuali Kepulauan Canary.

Keadaan darurat baru ini sebelumnya akan berlaku enam hari saja namun diperpanjang hingga enam bulan. Dikutip dari AFP, jam malam akan berlangsung dari pukul 23.00 hingga 6.00 pagi.

"Situasi yang kami alami sangat ekstrim," kata Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez.

Sedangkan di Italia, pemerintah memberlakukan aturan baru yang lebih ketat. Aturan mulai berlaku hari ini hingga 24 November mendatang.

Pemerintah Italia menutup gym, kolam renang dan bioskop, serta memberlakukan jam malam lebih awal di kafe dan restoran. Selain itu, pemerintah juga memberlakukan aturan agar warga tetap memakai masker, meski sedang beraktivitas di luar ruangan.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x