BANGKOK, KOMPAS.TV - Ratusan orang kembali berkumpul untuk berunjuk rasa, di pusat Bangkok pada hari Minggu (25/10/20).
Pengunjuk rasa berusaha untuk terus menekan pemerintah agar Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mundur dari jabatannya.
Baca Juga: Gagal Redam Unjuk Rasa, Pemerintah Thailand Cabut Dekrit Darurat
PM Thailand Prayuth Chan-ocha memberikan pernyataan bahwa dirinya tidak akan mundur. Prayuth mengatakan hal tersebut tersebut kepada pendukungnya, saat dia meninggalkan kuil Buddha tempat sesi doa diadakan untuk perdamaian dan kemakmuran nasional.
Para pengunjuk rasa mengatakan, mereka akan memenuhi tenggat waktu agar Prayuth memenuhi tuntutan mereka supaya mengundurkan diri.
Pengunjuk rasa juga meminta rekan-rekan mereka rasa yang ditangkap, dibebaskan dari penjara.
Pengunjuk rasa mulai berdemonstrasi di persimpangan Rajprasong, di pusat ibu kota, area yang biasanya sangat ramai pengunjung di akhir pekan.
Selain menyerukan pengunduran diri Prayuth, tuntutan inti pengunjuk rasa termasuk mewujudkan konstitusi yang lebih demokratis dan dilakukannya reformasi monarki.
Kritik implisit terhadap monarki, yang diyakini para pengunjuk rasa memiliki terlalu banyak kekuasaan, telah membuat jengkel warga konservatif Thailand karena secara tradisional telah diperlakukan sebagai keramat dan pilar identitas nasional.
Ada kekhawatiran situasi akan semakin tidak menentu, karena dalam sepekan terakhir telah terjadi mobilisasi kekuatan yang mengaku sebagai pembela kerajaan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.