Survei IPI: 18,7 Persen Publik Pilih Ganjar Jadi Presiden

JAKARTA, KOMPAS.TV -  Nama Gubernur Jawa Timur Ganjar Pranowo kembali muncul sebagai calon presiden pilihan publik.

Hasil survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia (IPI) kepada 1.200 responden nama Ganjar menjadi yang pertama dipilih responden jika Pilpres diandakan sekarang dengan perolehan 18,7 persen. 

Di urutan kedua ada nama Prabowo Subianto dengan perolehan 16,8 persen. Nama lain di posisi puncak yakni Anies Baswedan dengan 14,4 persen.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Ajak Pendemo Bergoyang Dangdut

Direktur Eksekutif IPI Burhanuddin Muhtadi menjelaskan pertanyaan pilihan capres dilakukan dengan simulasi tertutup 15 nama. 

Sebelumnya 15 nama kandidat ini juga diajukan dalam survei pada bulan Februari, Mei, Juli dan terakhir September 2020. 

Hasilnya tingkat keterpilihan Ganjar Pranowo sejak survei Februari 2020 terus meningkat. 

Pada Februari 2020, 9,1 persen dari responden naik menjadi 11,8 persen pada Mei 2020 dan 16,7 persen pada Juli 2020. 

Baca Juga: Survei IPI: 36 Persen Publik Nilai Indonesia Semakin Tidak Demokratis

"Survei September 18,7 persen," ujar Muhtadi saat membacakan hasil survei, Minggu (25/10/2020).

Di sisi lain Prabowo mengalami penurunan. Pada survei Februari 2020 Prabowo mendapat 22,2 persen. Menurun menjadi 14,1 persen pada Mei 2020. 

Kemudian 13,5 persen pada Juli 2020, dan  16,8 persen pada September 2020.

Sementara Anies mengalami pasang surut. Februari 2020 mendapat 12,1 persen, turun jadi 10,4 di Mei kemudian naik menjadi 15 persen di Juli, terkahir mendapat 14,4 persen.

Baca Juga: Saran Ganjar Pranowo Soal Aksi Tolak Omnibus Law

Adapun 12 nama lain yang masuk dalam kandidat capres yang dipilih publik secara berurutan dari yang tertinggi yakni Sandiaga Salahuddin Uno, Ridwan Kamil, Agus Harimurti Yudhoyono, Khofifah Indar Parawansa, Gatot Nurmantyo.

Kemudian Mahfud MD, Arilangga Hartarto, Puan Maharani, Erick Thohir, Tito Karnavian, Muhaimin Iskandar dan urutan terakhir Budi Gunawan. 

Survei IPI pada September 2020 dilakukan pada 24 hingga 30 September 2020 terhadap 1.200 responden yang dipiilh secara acak dan tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. 

Metode survei dilaksanakan melalui wawancara telepon dengan margin of error kurang lebih 95 persen.