Kompas TV kolom opini

Satu Jam Bersama Pak Jusuf Kalla di Vatikan

Kompas.tv - 24 Oktober 2020, 22:06 WIB
satu-jam-bersama-pak-jusuf-kalla-di-vatikan
(Sumber: Padre Marco SVD. )

Oleh: Padre Marco SVD. Rohawiawan Katolik, bekerja di Tahta Suci

Semua orang Indonsia pasti kenal Pak Jusuf Kalla (JK). Beliau seorang Pengusaha sukses dan Politikus bangsa kita.  Dua kali menjadi Wakil Presiden.  Mula-mula jadi Wapres ke-10 mendampingi Presiden SBY (2004-2009) lalu sebagai Wapres ke-12 pada Presiden Jokowi (2014-2019).

Sebagai WNI, sekalipun sudah lama berdomisili di Eropa, saya juga mengenal beliau dan segala perkembangan karir politiknya. Paling kurang lewat media.

Tidak pernah terbayang kalau hari ini saya bertemu Pak JK di Vatikan dan menghabiskan satu jam bersama beliau.  Beliau datang untuk bertemu Paus Fransiskus atas undangan Komisi Tinggi Dokumen Abu Dhabi  “Persaudaraan Insani“ (Human Fraternity)  yang ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar al-Azhar, Dr. Ahmad al-Tayyib di Abu Dhabi, tanggal 4 Pebruari 2019 tahun lalu itu.

Pak JK dipilih oleh Komisi Tinggi, untuk menjadi salah satu anggota Dewan Juri untuk menominasi penerima Zayed Award dari Dokumen Abu Dhabi di atas yang akan diserahkan pada Hari Ulang Tahun ke-3 dari Dokumen tersebut pada  4 Pebruari 2021 mendatang.

Tim juri internasional yang terdiri dari 6 orang itu diterima Paus Fransiskus tadi pagi, 23 Oktober 2020, di Istana Kepausan Vatikan.  

Pertemuan mereka berlangsung selama satu jam.  Artinya,  satu jam lamanya Pak JK berada sangat dekat dengan Paus Fransiskus.  Apalagi jumlah mereka hanya enam orang. Tentu pertemuan itu sangat spesial.

Beberapa hari lalu saya dikontak oleh KBRI untuk Tahta Suci Vatikan untuk menerima dan menemani Pak JK masuk Taman Borobudur dan Kapel Sixtin di Museum Vatikan setelah pertemuan dengan Paus.

Kantor saya  sangat mendukung,  karena kehadiran Pak JK di Vatikan adalah bagian penting dari upaya membumikan Dokumen Abu Dhabi yang juga merupakan salah satu tugas Dewan Kepausan untuk Dialog antar Umat Beragama, tempat saya bekerja.   Apalagi Ketua Komisi Tinggi Dokumen Abu Dhabi dari pihak Katolik adalah Kardinal Petinggi Kantor saya.

Sekitar setengah jam sebelum Pak JK dan rombongan datang, saya sudah menanti di pintu belakang Quattro Cancelli yang berhadapan dengan Taman Vatikan, Basilika Santo Petrus dan Istana Kepausan.

Sekitar pukul  11.45 pagi,  rombongan yang didampingi oleh Ibu Lina bersama Staff KBRI untuk Tahta Suci Vatikan dan pak Danang bersama Staff KBRI untuk Italia, tiba di Quattro Cancelli.

Ibu Lina memperkenalkan saya kepada Pak JK. Serta merta Pak JK menyalami saya: Selamat bertemu Romo Markus. Saya kembali menyalami beliau sambil menyebut namanya. Kami semua hanya bisa senyum ria dari balik masker dan bersalaman ala kadarnya, tetapi tidak mengurangi rasa gembira kami sebagai orang Indonesia.

Kesan pertama saya, Pak JK orangnya sangat ramah, terbuka, komunikatif dan mudah bersahabat. Jadi cepat sekali akrab,  seperti sudah pernah bertemu berkali-kali. Apalagi kami sama-sama berasal dari Timur Nusantara. Tidak juga dekat sekali, karena Sulawesi dan Flores jauh. Paling kurang logat bicara kami sama-sama kental ketimuran. Itu sudah sesuatu yang mendekatkan kami secara linguistik. Logat bahasa bisa powerful.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x