Kompas TV regional berita daerah

Warga Tasikmalaya Berdesakan dan Saling Dorong untuk Dapat Bantuan Presiden Usaha Mikro

Kompas.tv - 22 Oktober 2020, 16:56 WIB
Penulis : Aleksandra Nugroho

TASIKMALAYA, KOMPAS.TV - Ratusan warga berdesakan, dan mengabaikan protokol kesehatan, saat antre pencairan bantuan presiden usaha mikro di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Wakil Wali Kota Tasikmalaya bersama satuan tugas penanggulangan covid-19, langsung mendatangi lokasi, untuk memperingatkan warga akan bahaya penyebaran virus Corona, apabila berkerumun.

Berdesak-desakan, dan saling dorong, ratusan warga ini memadati kantor Bank Rakyat Indonesia cabang Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu pagi, untuk mencairkan  bantuan presiden usaha mikro, BPUM.

Tanpa mengindahkan protokol kesehatan, menjaga jarak, warga berebut mendapatkan nomor antrean, sejak dini hari. Bahkan ada pula warga yang sempat terinjak. Sebagian warga juga tampak tidak menggunakan masker.

Menurut warga, kerumunan terjadi karena tidak ada pengaturan antrean yang baik, serta penjadwalan waktu pengambilan yang terukur dari pihak bank, untuk menghindari penumpukan warga.

Sementara itu, menurut bri tasikmalaya selaku pihak yang menyalurkan bantuan, mereka telah menginformasikan kepada warga agar tidak datang dini hari.

Antrean dibuka mulau pukul 07.30 wib dengan nomor antrean dibatasi hanya untuk 150 orang per hari. Itu pun dilakukan di belakang gedung.

Selain itu, diduga kerumunan juga terjadi karena banyaknya warga yang datang bukan hanya untuk mencairkan bantuan, tetapi menanyakan apakah mereka mendapat bantuan atau tidak.

Mendapatkan informasi banyak warga yang berdesakan, untuk mendapatkan bantuan presiden usaha mikro, Wakil Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf langsung mendatangi lokasi pemberian bantuan.

Wakil Wali Kota Tasikmalaya datang ke lokasi bersama tim satuan tugas penanganan covid-19 Tasikmalaya.

Sang wakil wali kota hendak memperingatkan warga, dan pihak bank, agar mengutamakan protokol kesehatan pencegahan covid-19. Sistem antrean pemberian bantuan pun akan dievaluasi.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x