Kompas TV internasional kompas dunia

Inggris Akan Infeksi Relawan Muda dan Sehat dengan Virus Covid-19 dalam Ujicoba Penelitian Vaksin

Kompas.tv - 21 Oktober 2020, 00:35 WIB
inggris-akan-infeksi-relawan-muda-dan-sehat-dengan-virus-covid-19-dalam-ujicoba-penelitian-vaksin
Salah satu vaksin potensial Covid-19 yang akan diujicobakan pada manusia di sebuah klinik di London, Inggris. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Vyara Lestari

LONDON, KOMPAS.TV – Para peneliti Inggris bersiap menginfeksi para relawan muda dan sehat dengan virus Covid-19. Inggris menjadi negara pertama yang mengumumkan penggunaan teknik kontroversial ini demi mempelajari Covid-19 dan mempercepat pengembangan vaksin yang dapat membantu mengakhiri pandemi.

Penelitian yang dikenal dengan studi ujicoba (terhadap) manusia ini terbilang sangat jarang digunakan karena dianggap tidak etis. Namun, para peneliti yang berlomba menaklukkan Covid-19 menyatakan, risiko ini perlu diambil karena memiliki potensi mengidentifikasi vaksin paling efektif dan membantu mengontrol virus yang telah membunuh lebih dari 1,1 juta orang di seluruh dunia. Sebelumnya, studi ini pernah diterapkan untuk mengembangkan vaksin untuk beragam penyakit termasuk tipus, kolera dan malaria.  

“Dengan sengaja menginfeksi para relawan dengan virus tertentu tidak pernah dianggap enteng,” ujar Professor Peter Openshaw, salah satu penyidik dalam ujicoba ini. “Bagaimanapun, ujicoba ini luar biasa informatif.”

Baca Juga: Pemerintah Pesan 100 Juta Vaksin Covid-19 Buatan Inggris untuk 2021

Imperial College London hari Selasa (20/10) menyatakan, studi yang melibatkan para relawan berusia 18 – 30 tahun ini akan digelar dengan kerjasama Departemen Strategi Bisnis, Energi dan Industri Inggris, Royal Free London NHS Foundation Trust dan hVIVO, sebuah perusahaan yang berpengalaman melakukan ujicoba ini. Pemerintah Inggris berencana menginvestasikan 33,6 juta poundsterling atau setara dengan 633 milyar rupiah dalam penelitian ini.

Ujicoba kontroversial ini akan mulai dilakukan mulai Januari 2021 dan diharapkan menuai hasil pada Mei tahun depan. Sebelum penelitian dilakukan, ujicoba harus menuai persetujuan baik dari segi etika maupun hukum.  

Dalam ujicoba ini, 90 relawan yang dibayar akan diinfeksi Covid-19, setelah sebelumnya menerima vaksin potensial. Penelitian akan digelar di rumah sakit Royal Free di London yang memilki area khusus penanganan Covid-19. Para relawan akan diobservasi setidaknya selama setahun untuk memastikan mereka tidak mengidap efek jangka panjang akibat Covid-19.

 “Ada banyak yang bisa kita pelajari dari studi ini, seperti imunitas, daya tahan perlindungan vaksin, juga infeksi kembali,” ujar Kate Bingham, Ketua Gugus Tugas Vaksin Inggris dalam pernyataannya seperti dilansir dari Associated Press.

Baca Juga: Belum Ada Data Tentang Berapa Lama Daya Tahan Imunitas yang Diberikan Vaksin Covid-19

Upaya menggalang dana untuk mengembangkan vaksin demi mengakhiri pandemi Covid-19 sudah dilakukan banyak negara. Sebanyak 46 vaksin potensial sudah diujicobakan pada manusia, 11 di antaranya sudah memasuki tahap akhir, dan beberapa diharapkan selesai pada akhir tahun ini atau awal tahun depan.

Puluhan ribu relawan dari seluruh dunia telah setuju untuk ambil bagian dalam percobaan menemukan vaksin Covid-19, meskipun kritik juga mengalir, mempertanyakan perlunya ujicoba manusia ini saat Covid-19 tetap terus ada dan pengembangan vaksin juga bergerak cepat.

Baca Juga: 40 Relawan Vaksin Disuntik Dosis Kedua

Juli lalu, Institut Nasional Kesehatan (NIH) Amerika Serikat (AS) memublikasikan sebuah artikel di Jurnal Kedokteran Inggris Baru tentang risiko-risiko ujicoba manusia atas Covid-19 yang hingga saat ini tidak bisa diprediksi dan belum jua menuai penanganan memuaskan, bahkan menewaskan pasien muda dan sehat.

Namun,kelompok  1Day Sooner yang mendukung para relawan ujicoba Covid-19, memuji keputusan pemerintah Inggris dan menyerukan pembangunan pusat ujicoba.

“Kami senang pemerintah Inggris menyambut rasa kemanusiaan dari ribuan relawan Inggris yang menginginkan adanya ujicoba manusia ini. Ini akan menjadi kunci pembuatan vaksin yang aman dan efektif bagi dunia, termasuk bagi negara-negara miskin yang paling menderita akibat pandemi ini,” ujar kelompok ini.

Danica Marcos (22) duduk di sebuah taman di London, Inggris (16/10). (Sumber: AP Photo)

Danica Marcos (22), salah seorang relawan yang baru lulus kuliah, berharap bisa ambil bagian dalam ujicoba ini.

“Saya ingin pandemi ini segera berakhir,” ujarnya, “Tiap hari, kasus Covid-19 makin bertambah, makin banyak orang meninggal. Dan jika ujicoba vaksin ini akan segera membuat periode trauma dunia berakhir, saya ingin membantu. Saya ingin jadi bagian dari ini.”



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x