JAKARTA, KOMPAS.TV - Walaupun semua sukarelawan sudah mendapat suntikan, uji klinis calon vaksin covid-19, buatan Sinovac Tiongkok, masih jauh dari rampung.
Tapi tampaknya, pemerintah tetap ngebet ingin memulai vaksinasi massal corona, pada akhir November 2020.
Presiden bahkan berulang kali mengingatkan para pembantunya, tentang pentingnya komunikasi soal vaksinasi covid-19, agar tak jadi isu liar.
Pemerintah berjanji, keamanan, dan kemanjuran vaksin, tetap jadi prioritas utama, sebelum disuntikkan ke masyarakat.
Hati-hati komunikasi publik soal vaksinasi covid-19. Berkali-kali presiden mengingatkan jajarannya, dalam rapat terbatas kabinet, Senin siang.
Presiden meminta, setiap aspek soal vaksinasi corona, tidak dianggap enteng. Keamanan dan kehalalan, hingga persiapan teknis distribusi vaksin, harus cermat.
Pemerintah memastikan ingin tancap gas memulai vaksinasi massal corona, pada akhir November 2020, kepada 9,1 juta orang.
“Setidaknya di minggu pertama November 2020 kita harapkan kita sudah mendapatkan kepastian tentang keamanan dalam terminology kita, aman dalam aspek manfaat dan akibat yang di keluarkan oleh Badan POM.” Ujar Kemenkes Achmad Yurianto.
Tenaga medis, terutama yang menangani pasien covid-19, dan petugas laboratorium yang berhadapan dengan virus, jadi urutan pertama yang akan mendapat vaksinasi, diikuti petugas layanan publik, seperti Satpol PP, Polisi, dan TNI.
Yang bisa mendapat vaksin, juga mereka yang berusia 18 hingga 59 tahun, karena belum ada uji klinis untuk mereka yang berada di luar rentang usia tersebut.
Namun, penelitian uji klinis vaksin covid-19 buatan Sinovac di Bandung, belum sepenuhnya rampung.
Penelitian kemampuan vaksin membentuk antibodi, keamanan, dan efektivitas vaksin, pada 540 sukarelawan, baru selesai paling cepat Desember.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.