YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berinovasi membuat Smart Pond Management System yang diberi nama Sahabatambak. Inovasi teknologi ini bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas dan hasil panen ikan sehingga omzet mitra dapat lebih maksimal.
Bukan tanpa alasan Muhlisun Nur Hidayah dan Rifky Ari Yunanto (Prodi Pendidikan Teknik Informatika UNY), Ardi Jati Nugroho Putro (Prodi Pendidikan Teknik Mesin UNY), Yuliari Suprihatin (Prodi Kimia UNY), dan Intan Diah Kusuma (Prodi Pendidikan Teknik Boga UNY) mengembangkan teknologi ini. Mereka melihat hasil kelompok budidaya ikan di Sleman belum optimal.
Saat ini, di Sleman terdapat 637 kelompok pembudidaya ikan. Pada 2018, target produksi budidaya perikanan konsumsi ebanyak 59.000 ton dan pada 2019 target tersebut dinaikkan menjadi 62.000 ton. Namun, sampai sekarang hasil budidaya ikan di Sleman tidak lebih dari 75 persen dari target yang ditetapkan.
Baca Juga: Mengenal Impostor Syndrome dan Cara Pencegahannya ala Psikolog UGM
Masalah utama yang dialami petambak adalah belum adanya sistem monitoring suhu, pH (Power of Hydrogen), dan kadar oksigen (Dissolved Oxygen) di dalam air tambak sehingga penanganan yang dilakukan sering terlambat. Suhu, kadar oksigen dan pH air merupakan komponen penting yang dapat mempengaruhi angka kematian ikan. Komponen tersebut juga sangat berpengaruh terhadap kualitas dan hasil panen.
Teknologi yang dikembangkan mahasiswa UNY ini memiliki dua instrument, yakni kapal dan aplikasi. Kapal berbahan plat dengan penggerak motor DC menggunakan solarcell berfungsi untuk mendapatkan data kondisi tambak, sementara aplikasi untuk menampilkan hasil analisis data dan menampilkan solusi dan informasi yang bermanfaat.
Pembuatan desain aplikasi Sahabatambak terbagi menjadi dua yaitu desain interface berbasis website dan desain interface berbasis android.
“Pemilihan platform Android karena banyak dipakai dan mudah digunakan, terutama untuk mitra,” ujar Rifky Ari Yunanto, Senin (19/10/2020).
Baca Juga: 7 Temuan Riset Terbaru Dosen UGM Soal Isu Penundaan Pilkada 2020
Ardi Jati Nugroho Putro menmaparkan cara kerja Sahabatambak. Aplikasi Sahabatambak akan mengolah dan menganalisis data yang didapat dari sensor kapal. Sensor tersebut adalah sensor DO atau kadar oksigen, sensor suhu, sensor ultrasonic, dan sensor pH.
Data dari sensor tersebut dihubungkan dengan big data yang berisi data-data dari literasi tentang suhu, kadar oksien dan pH air, serta cara penanganan yang tepat. Literasi dalam big data berasal dari jurnal ilmiah, buku-buku hasil penelitian, dan lain-lain.
“Big data akan terhubung langsung dengan aplikasi Sahabatambak dan memberikan informasi tentang cara penanganan yang tepat apabila suhu, kadar oksigen, dan pH air berada di bawah atau di atas batas normal,” tutur mahasiswa UNY ini.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.