YEREVAN, KOMPAS.TV - Armenia menuduh Azerbaijan merupakan pihak yang telah melakukan pelanggaraan setelah dilakukan gencatan senjata kedua.
Armenia dan Azerbaijan telah melangsungkan pertempuran di wilayah Nagorno-Karabakh.
Gencatan senjata sebenarnya sudah dilakukan kedua negara, Jumat (9/10/2020) dan beelaku sejak Sabtu (10/10/2020) pagi.
Baca Juga: Identitas Guru Sejarah yang Dipenggal di Paris Akhirnya Terungkap
Namun, kenyataannya terjadi sejumlah serangan di wilayah sengket tersebut.
Bahkan serangan merembet hingga ke sejumlah wilayah di Armenia dan Azerbaijan.
Keduanya pun kembali melakukan gencatan senjata kedua, Sabtu (17/10/2020) waktu setempat.
Tetapi menurut Juru Bicara Kementerian Pertahanan Armenia, Anna Naghdalyan, Azerbaijan menjadi pihak yang melanggar gencatan senjata kali ini.
Baca Juga: Jepang dan AS Lakukan Pembicaraan Penguatan Militer
Seperti dikutip dari BBC, dia mengatakan hanya empat menit setelah gencatan senjatan Azerbaijan melakukan serangan dengan tembakan artileri dan roket.
Rusia sendiri telah mengutuk penyerangan yang terjadi setelah gencatan senjata.
Baca Juga: Partai Buruh Unggul Telak, Jacinda Ardern Hampir Pasti Terpilih Kembali Sebagai PM Selandia Baru
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shiogu sebelumnya telah meminta kedua negara untuk berkomitmen penuh terhadap pernjanjian yang dibuat.
Rusia sendiri menjadi mediator dari pembicaraan gencatan senjata yang dilakukan di Moskow.
Kedua negara telah bertempur sejak Minggu (27/9/2020) waktu setempat.
Baca Juga: Balas Kritikan Senator Republik, Donald Trump: Sosok yang Memalukan
Kabarnya akibat pertempuran tersebut sebanyak lebih dari 500 orang meregang nyawa.
Nagorno-Karabakh menjadi daerah sengketa bagi Azerbaijan dan Armenia sejak terpisah dari Uni Sovyet.
Meski berada di wilayah Azerbaijan, Nagorno-Karabakh ditempati oleh mayoritas etnis Armenia, sehingga membuat negara itu merasa berhak atas wilayah itu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.