JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-9 Doni Monardo menekankan pentingnya masyarakat menerapkan protokol kesehatan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Apalagi jika sikap abainya terhadap protokol kesehatan menyebabkan korban jiwa bagi sesamanya.
“Ingat, mereka yang mengabaikan protokol kesehatan sehingga menimbulkan korban jiwa bukan hanya dimintai pertanggungjawaban di dunia, tetapi juga di akhirat,” kata Doni dalam bincang-bincang khusus 'Media Bertanya, Doni Monardo Menjawab' di Media Center Satgas Covid-19 Graha BNPB Jakarta pada Jumat (9/10/2020), dikutip dari Covid19.go.id.
Doni mengaku prihatin dengan demonstrasi penolakan Undang-Undang Cipta Kerja yang menyebabkan kerumunan beberapa waktu lalu itu.
Informasi yang didapatnya, setelah dilakukan pemeriksaan rapid test terhadap pendemo ditemukan ada yang reaktif. Selain itu, ada juga kepolisian daerah yang melakukan pemeriksaan dengan swab antigen hasilnya positif Covid-19.
Namun Doni tidak menyebutkan jumlah pendemo yang terpapar virus corona.
Baca Juga: Update 9 Oktober 2020: Tambah 4.094, Kasus Covid-19 di Indonesia Tembus 324.658
Doni Monardo menekankan orang yang berbahaya bukan pasien Covid-19 yang sudah sembuh, melainkan orang positif yang belum melakukan pemeriksaan atau yang biasa disebut orang tanpa gejala (OTG).
Begitu tiba di rumah usai aktivitas di luar, termasuk demo, tanpa sengaja OTG ini dapat menulari keluarga terdekat lain, terutama orangtua yang memiliki penyakit penyerta (komorbid). Seperti diketahui kaum lansia dan komorbid sangat rentan tertular virus corona.
"Angka kematian lansia dan komorbid mencapai 80% sampai 85%. Sebuah angka yang sangat tinggi sekali," ungkap Doni.
IDI: Demo Berpotensi Penyebaran Covid-19 Makin Luas
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.