YEREVAN, KOMPAS.TV - Armenia dikabarkan siap melakukan gencatan senjata dengan Azerbaijan terkait pertempuran di daerah sengketa Nagorno-Karabakh.
Pertempuran antara Armenia dan Azerbaijan telah terjadi sejak Minggu (27/9/2020) waktu setempat.
Ratusan orang dikabarkan telah tewas menjadi korban pertempuran tersebut.
Baca Juga: Influencer Media Sosial Tewas Dibakar Suami saat Siaran Langsung
Pihak Armenia pada Jumay (2/10/2020) waktu setempat, merasa sudah waktunya pertempuran ini disudahi.
Seperti dikutip dari Deustche Welle, Kementerian Luar Negeri Armenia siap untuk melakukan gencatan senjata.
Pihak Armenia mengaku berharap Organisasi Keamanan dan Kerja Sama Eropa (OSCE) bias menjadi mediator gencatan senjata.
Baca Juga: Kim Jong-Un Doakan Donald Trump Cepat Sembuh Seusai Positif Covid-19
Mereka mengatakan siap bertemu dengan Prancis, Rusia dan America Serikat yang menjadi dewan dari OSCE.
Sementara itu, pihak Azerbaijan mengatakan akan berhenti berperang jika Armenia mundur.
Wilayah Nagorno-Karabakh memang menjadi wilayah sengketa kedua negara seusai berpisah dari Uni Sovyet.
Baca Juga: Tolak Karantina Mandiri Sepulangnya dari Spanyol, 2 Wanita Didenda Rp19,2 Juta
Secara geografis Nagorno-Karabakh masuk ke dalam wilayah Azerbaijan, tetapi wilayah itu dihuni oleh etnis Armenia.
Pertempuran Armenia dan Azerbaijan ini menjadi yang terbesar pada sedekade terakhir.
Armenia menerapkan hukum perang dan mobilisasi militer untuk menghadapi pertempuran ini.
Baca Juga: Joe Biden Negatif Covid-19, Ini Nasihat Bijaknya untuk Masyarakat AS
Sedangkan Azerbaijan memberlakukan peraturan militer serta jam malam di beberapa kota besar.
Sejumlah negara asing pun dikabarkan ikut campur dalam pertempuran ini. Turki diyakini telah membantu Azerbaijan.
Sedangkan pihak Rusia disebut telah memberikan pasokan senjata kepada militer Armenia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.