YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Akhir-akhir ini marak pemberitaan tentang kemungkinan serangan bakteri dari luar planet Bumi.
Aktivitas teknologi serta pesatnya sains tentang keantariksaan dalam satu dekade terakhir menjadi penyebabnya.
Tim ilmuwan dan peneliti NASA dalam siaran resminya mengumumkan penemuan mikroba dan bakteri yang berkembang cepat di sebuah permukaan International Space Station (ISS) atau stasiun luar angkasa internasional.
Baca Juga: Selain di Jamur Enoki, Serangan Bakteri Listeria Juga Ditemukan dalam Semangka
Menurut NASA, jika hal ini tidak ditangani maka, keselamatan serta kesehatan para astronot yang ada di ISS dapat terancam atau setidaknya mengganggu proses penelitian dan riset ruang angkasa mereka.
Venzha Christ, seorang pegiat sains antariksa yang tinggal di Yogyakarta sekaligus Direktur Indonesia Space Science Society (ISSS) melontarkan pendapatnya.
Venzha Christ sebagai Founder dari HONF Foundation (1999), v.u.f.o.c Lab (2010), ISSS (2015), International SETI Conference (2016), dan Indonesia UFO Network - IUN (2019), aktif melakukan riset dan kerjasama di persinggungan antara seni dan sains antariksa.
Ia menilai hal ini sebuah kewajaran mengingat luar angkasa yang begitu luas memiliki kandungan mineral yang beragam komposisinya.
Baca Juga: Siswa SMK di Sragen Ciptakan Masker Anti Bakteri dan Virus
“Justru akan jadi aneh apabila tidak ada sama sekali zat-zat kehidupan yang menyertainya,” ujar Venzha Christ, Kamis (24/9/2020).
Ia beranggapan entitas yang belum diketahui atau teridentifikasi sangat bisa disebut sebagai alien.
Fenomena semacam ini harus melalui tes penelitian dan pengujian material secara berulang supaya ilmiah dan bukan sebatas asumsi belaka.
Venzha Christ bercerita seorang kosmonaut Rusia bernama Anton Shkaplerov pernah memberi pernyataan kepada kantor berita negara Rusia, TASS. Anton mengumpulkan bakteri dari luar angkasa dan bakteri tersebut dianggap sebagai alien.
Baca Juga: Ternyata Material Tembaga Membunuh Bakteri dan Virus Termasuk Covid-19
Badan Antariksa Rusia, Roscosmos, mengiyakan klaim kosmonotnya. Bahkan Rusia secara resmi menyatakan eksterior dari ISS memang berfungsi sebagai "tempat sementara biomaterial alien."
“Pertanyaan saya itu apakah benar mikroba yang diteliti dan menempel pada pesawat ISS itu benar-benar berasal dari luar Bumi?” kata Venzha Christ.
Ia menjelaskan hasil perbincangannya dengan astronom senior Search for Extra-Terrestrial Intelligence (SETI) Institute, Seth Shostak.
Pertemuan itu dilakukan di SETI Intitute, Silicon Valley, Amerika, ketika Venzha pulang dari pelatihan simulasi hidup di Planet Mars, MDRS, oleh Mars Society dua tahun lalu.
Baca Juga: Brucellosis Jadi Wabah Baru di China, Mirip Covid-19?
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.